Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anwar Saragih
Peneliti

Kandidat Doktor Ilmu Politik yang suka membaca dan menulis

Jokowi dan Dukungan Politik Capres 2024

Kompas.com - 15/05/2023, 11:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Alasannya adalah pada kedua pasangan Capres atau Cawapres yang bertarung pada Pilpres 2014 tidak ada kader Partai Demokrat.

Padahal jauh hari sebelum dibukannya pendaftaran Capres/Cawapres, pada tahun 2013, Partai Demokrat telah melakukan konvensi partai untuk menentukan kandidat yang bakal diusung untuk Pilpres 2014.

Kala itu, Dahlan Iskan berhasil mengalahkan 10 nama lainnya yang juga maju di Konvensi Partai Demokrat.

Sialnya Dahlan Iskan tidak bertarung di Pilpres 2014, baik dalam kapasitas Capres atau Cawapres karena persentase suara nasional Partai Demokrat terjun bebas dari 20,85 persen di Pileg 2009 menjadi 10,19 persen di Pileg 2014.

Partai Demokrat gagal memenuhi syarat presidential threshold.

Jelang Pilpres 2014, Partai Demokrat juga tidak mampu melakukan lobi politik membentuk poros koalisi minimal 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional partai-partai untuk menggolkan Dahlan Iskan sebagai Capres atau Cawapres.

Sehingga lumrah pada akhirnya SBY tidak melakukan endorsement saat Pilpres 2014. Karena fakta politik di negara demokrasi manapun termasuk di Indonesia, wajarnya presiden aktif akan melakukan dukungan terbuka pada kandidat separtai dengannya.

Pun ketika akhirnya secara politik Partai Demokrat mengusung pasangan Prabowo-Hatta, ini lebih pada alasan personal karena Hatta Rajasa adalah mertua dari Sekjen Partai Demokrat yang juga putra bungsu SBY, yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono.

Endorsement Jokowi

Dalam satu tahun terakhir, banyak orang menunggu arahan dan petunjuk Presiden Jokowi terhadap dukungan Capres 2024.

Khususnya bagi mereka yang telah menggunakan hak pilihnya dalam memilih Jokowi di dua Pilpres, yaitu 2014 dan 2019. Lebih lagi, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Jokowi di banyak lembaga survei selalu berada di atas 75 persen.

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada April 2023, bahkan menunjukkan tingkat kepuasan kinerja Presiden Jokowi mencapai 82 persen.

Angka tersebut secara jelas menyiratkan bahwa dukungan Jokowi terhadap pasangan Capres akan menjadi salah satu penentu keterpilihan presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2024-2029.

Landasannya adalah dampak efek ekor jas (cocktail effect) Capres yang mendapatkan keuntungan elektoral yang koheren dengan pilihan Jokowi.

Siapa pun Capres yang didukung Jokowi sama artinya dengan mendukung Jokowi tiga periode. Ini salah satu wacana yang berkembang terkait kampanye masif “manut Jokowi” akhir-akhir ini.

Pada pengertian yang sederhana efek ekor jas dapat dimaknai sebagai pengaruh figur kandidat dalam peningkatan perolehan suara partai atau kandidat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com