JAKARTA, KOMPAS.com - Iring-iringan massa PDI-P dan Partai Nasdem bertemu di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, tepat di depan kantor KPU RI, Kamis (11/5/2023).
Kedua partai politik memang dijadwalkan mendaftarkan bacaleg mereka dalam waktu yang terpaut sejam, yakni pukul 10.00 WIB dan 11.00 WIB.
Massa PDI-P yang diiringi marching band dengan atribut serba merah dan arak-arakan budaya datang terlebih dulu di kantor KPU RI l.
Baca juga: Iring-iringan Ojol Antarkan Pendaftaran Bacaleg Partai Nasdem ke KPU
Mereka masih bertahan sekitar 10 menit setelah kedatangan massa Nasdem sekitar pukul 11.10 WIB, yang juga diiringi marching band dengan atribut serba biru tua. Beberapa simpatisan Nasdem juga datang menggunakan ojek online.
Situasi begitu semarak karena marching band PDI-P sedang memainkan lagu "Bersuka Ria" karangan Soekarno, sedangkan marching band Nasdem memainkan mars partainya menggunakan pengeras suara.
Pertemuan ini sontak bikin arus lalu lintas padat merayap karena hanya menyisakan satu lajur untuk dilewati kendaraan.
10 menit kedatangan massa Nasdem, massa PDI-P meninggalkan kantor KPU RI.
Tidak tampak pertemuan antara pejabat teras PDI-P yang keluar dari kantor KPU RI dan pejabat teras Nasdem yang baru akan masuk kantor lembaga penyelenggara pemilu itu.
Baca juga: Sekjen PDI-P Resmi Serahkan Berkas Pendaftaran Bacaleg ke KPU
Diketahui, hubungan kedua partai politik ini ibarat 'perang dingin' setelah Nasdem, yang sebetulnya merupakan partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi, memutuskan membuat poros politik sendiri pada Pemilu 2024 dengan mendukung Anies Baswedan sebagai capresnya.
Nasdem diketahui sempat memasukkan nama Ganjar Pranowo, kader PDI-P, sebagai salah satu kandidat yang berpeluang mereka usung sebagai capres 2024, sebelum pilihan akhirnya jatuh kepada Anies.
Dukungan Nasdem untuk Anies ini sempat memicu komentar Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang mengaku heran, ada partai politik mengusung orang yang bukan kadernya.
Selain itu, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat juga pernah berkomentar bahwa menteri-menteri Jokowi yang berasal dari partai besutan Surya Paloh itu sebaiknya mengundurkan diri, karena dianggap sudah tak sejalan dengan visi presiden.
Teranyar, Nasdem tak masuk daftar partai politik yang ketua umumnya diundang Jokowi dalam pertemuan di Istana Merdeka, Selasa (8/5/2023). Jokowi bahkan berujar bahwa Nasdem tak diundang dikarenakan Nasdem sudah punya koalisinya sendiri.
Baca juga: Potong Tumpeng, Surya Paloh Siap Daftarkan Bacaleg Nasdem Siang Ini
Surya Paloh secara terang-terangan mengeluh partainya merasa dieksklusi, padahal secara resmi tak pernah berpamitan.
Setelahnya, Jokowi panen kritik karena dianggap memakai fasilitas negara untuk kepentingan elektoral, serta pilih-kasih dalam mengundang partai politik pendukung pemerintah seandainya hal yang dibicarakan adalah soal bangsa dan negara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.