Sinyal keretakan hubungan itu berlanjut ketika Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 Nasdem. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Jokowi tak hadir dalam acara tersebut
Nasdem beralasan, presiden tengah berada di luar negeri saat itu. Nasdem pun sempat menyebut bahwa Jokowi bakal mengirimkan ucapan selamat ulang tahun melalui video.
Namun, hingga acara ulang tahun lewat, tak ada ucapan apa pun yang disampaikan Jokowi buat Nasdem.
Pada Minggu (2/4/2023), Surya Paloh juga tak nampak hadir dalam silaturahmi antara Jokowi dengan lima ketua umum partai politik pendukung pemerintah yang diinisiasi oleh Partai Amanat Nasional (PAN).
Dalam acara tersebut hadir Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono.
Ketum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sedianya diundang dalak acara tersebut. Namun, keduanya berhalangan hadir.
Sinyal kerenggangan paling jelas tampak ketika Surya Paloh tak diundang dalam acara pertemuan enam ketua umum partai politik pendukung pemerintah dengan Jokowi di Istana Negara pada Selasa (2/5/2023) kemarin.
Dari tujuh partai politik pendukung pemerintah, hanya Nasdem yang tak diundang. Jokowi terang-terangan menyatakan bahwa tak diundangnya Surya Paloh adalah karena Nasdem sudah punya koalisi sendiri untuk Pemilu 2024.
“Ya memang enggak diundang. Nasdem itu, ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri," ujar Jokowi di Sarinah, Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Seakan menyadari posisinya yang kian tersingkir, Surya Paloh merasa dirinya ditinggalkan oleh Jokowi. Namun demikian, Surya mengaku menghormati keputusan Jokowi itu.
“Jokowi menempatkan positioning beliau barangkali sebagai pemimpin koalisi partai-partai pemerintahan ya,” katanya di Wisma Nusantara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023).
“Dan beliau tidak menganggap lagi Nasdem ini di dalam koalisi pemerintahan untuk sementara,” sambung dia.
Namun demikian, Surya merasa, tak ada yang salah dengan langkah partainya mengumumkan Anies Baswedan sebagai bakal capres Pemilu 2024.
Menurut dia, manuver itu tak bisa serta merta diartikan sebagai keinginan Nasdem untuk hengkang dari barisan partai pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Mungkin ini persepsi dan pandangan pemahaman yang barangkali belum menyatu. Nasdem menganggap, apa masalahnya dengan pencalonan seseorang warga negara Indonesia yang seutuhnya mempunyai hak politik untuk dicalonkan dan mencalonkan dirinya untuk dicalonkan. Apa yang salah?” kata Surya dalam wawancara eksklusif bersama Ni Luh Kompas TV, dikutip Selasa (9/5/2023).
Surya pun enggan dianggap berseberangan dengan Jokowi karena mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres Pemilu 2024. Dia menegaskan komitmen Nasdem untuk tetap bersama pemerintahan Jokowi-Ma’ruf hingga akhir masa jabatan.
Dia justru membandingkan posisi Nasdem dengan sejumlah partai politik yang pada Pemilu 2019 lalu bukan bagian dari koalisi pengusung Jokowi-Ma’ruf, namun kini berada di pemerintahan.
Baca juga: Ditanya Siapa Saja 5 Kandidat Cawapres Anies, Begini Jawaban Surya Paloh..
Sebutlah Partai Gerindra dan PAN. Keduanya membentuk koalisi sendiri pada Pemilu 2019, tetapi bergabung menjadi partai pendukung pemerintah setelah Jokowi terpilih sebagai presiden.