Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Akan Temui Jokowi di Istana, Serahkan Hasil Rapimnas yang Putuskan Mengusung Ganjar

Kompas.com - 04/05/2023, 13:06 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono dan jajarannya akan bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (4/5/2023) hari ini.

Juru Bicara PPP Donnie Tokan menyatakan, dalam pertemuan ini, Mardiono akan menyerahkan hasil rapat pimpinan nasional PPP yang memutuskan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

"Agendanya melaporkan hasil Rapimnas V PPP yang memutuskan Mas Ganjar Pranowo sebagai capres," kata Donnie dalam keterangan tertulis, Kamis.

Baca juga: PPP Sebut Pertemuan Jokowi dan Ketum Parpol demi Wujudkan Ganjar-Prabowo, Gerindra: Itu Hoaks

Ia menyebutkan, kedatangan PPP ke Istana hari ini dalam kapasitas sebagai bagian dari koalisi partai politik pendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Rapimnas V PPP yang digelar pada akhir April 2023 lalu memutuskan Ganjar sebagai calon presiden yang akan diusung oleh partai berlambang Kabah tersebut.

Baca juga: Bakal Gelar Konsolidasi Akbar, PDI-P Jatim Siap Menangkan Ganjar di Pilpres 2024

"Penetapan pilihan dukungan PPP pada bakal calon presiden didasarkan beberapa alasan. Pertama, PPP ingin melanjutkan dukungan politik terhadap Ganjar Pranowo dalam pencalonan presiden untuk melanjutkan estafet kepemimpinan periode 2024 dan 2029," ujar Mardiono.

Selain PPP, Ganjar sejauh ini juga sudah mengantongi dukungan dari PDI Perjuangan, Partai Hanura, dan Partai Solidaritas Indonesia.

Mardiono pun sudah bertemu dengan Ganjar dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk membahas kerja sama dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com