Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anwar Saragih
Peneliti

Kandidat Doktor Ilmu Politik yang suka membaca dan menulis

Jejak Koalisi di Antara Ganjar, PDI Perjuangan, dan PPP

Kompas.com - 03/05/2023, 10:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SATU-satunya tokoh yang hampir pasti maju di kontestasi Pilpres 2024 adalah Ganjar Pranowo.

Partai pengusung Ganjar, yaitu PDI Perjuangan punya 128 kursi di DPR RI yang memungkinkan partai berlambang banteng tersebut maju sendirian tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya.

Sementara syarat partai politik atau gabungan partai politik untuk mencalonkan pasangan Capres dan Cawapres menurut UU Pemilu terbaru minimal memiliki 115 kursi di DPR (20 persen) atau 25 persen suara nasional.

Namun, tujuan PDI Perjuangan bukan hanya sekadar untuk tiba di gelanggang Pilpres, tapi juga bisa memenangkannya kembali layaknya Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Pintu koalisi kemudian dibuka lebar-lebar bersamaan dengan pengumuman Pencapresan Ganjar.

Adalah Puan Maharani, Ketua DPP Bidang Politik dan Kemanaan PDI Perjuangan yang diberi penugasan oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri menjalin komunikasi ke partai-partai lain untuk memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Nama Puan sejak lama telah memiliki kontribusi untuk elektoral Ganjar. Satu dekade lalu, jelang Pilgub Jateng 2013, terdapat 30 nama bakal calon yang akan diusung PDI Perjuangan.

Selain nama Ganjar, terdapat nama-nama populer, yaitu Triyono Budi Sasongko, (alm) Tjahjo Kumolo, Budiman Sudjatmiko, Wakil Gubernur Petahana Rustriningsih, dan Gubernur Petahana Bibit Waluyo termasuk dalam radar kandidat yang bakal dimajukan PDI Perjuangan yang waktu itu menguasai 23 persen kursi di DPRD Jateng.

Puan dan ayahnya (alm) Taufik Kiemas kemudian mengusulkan nama Ganjar ke Megawati untuk dimajukan di Jateng.

Alasannya sejak masih menjadi aktivis mahasiswa di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ganjar telah menjadi simpatisan PDI. Adapun GMNI merupakan organisasi mahasiswa yang bergerak atas ideologi Marhaenisme-nya Bung Karno.

Tokoh yang membawa Ganjar ke pergaulan di PDI adalah Mbah Tarjo atau bernama lengkap Soetardjo Soerjogoeritno, tokoh Marhaen asal Yogjakarta yang sebelumnya menjadi bagian dari PNI tahun 1964, kemudian fusi partai PDI tahun 1970 dan pendiri PDI Perjuangan tahun 1999.

Mbah Tarjo adalah mentor politik Ganjar. Sosok yang dikenal dan dikenang Ganjar sangat idealis terharap ajaran pemikiran Bung Karno.

Mbah Tarjo yang pada saat itu berstatus sebagai anggota DPR kemudian mengajak Ganjar datang mengikuti kampanye akbar PDI tahun 1992 di Bantul Yogyakarta. Kampanye itu dihadiri langsung oleh Megawati sebagai Ketua Umum.

Itu pula yang menjadi momentum awal perkenalan Ganjar dan beberapa elite PDI, yang juga semasa menjadi mahasiwa adalah kader GMNI, seperti; Conelis Lay dan Taufik Kiemas.

Selepas dikenalkan dengan beberapa elite PDI, Mbah Tarjo kemudian menyarankan Ganjar agar berangkat ke Jakarta tahun 1995.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Anies Mau Istirahat Usai Pilpres, Refly Harun: Masak Pemimpin Perubahan Rehat

Nasional
Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com