Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Menanti Beringin Rebah ke Ganjar atau Prabowo

Kompas.com - 27/04/2023, 12:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Akankah Golkar Menjadi “Jomblo”?

Pasca ditinggalkannya PPP dengan bergabung ke PDI-P, dan prediksi saya menyusul kemudian PAN, bagaimana kondisi rancang bangun KIB terkiwari? Apakah Golkar ikut melebur bersama PDI-P dan Hanura serta PSI menyusul PPP dan PAN?

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu kemarin juga menyiratkan arah dukungan Perindo kepada Ganjar. Perindo sangat mustahil bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Nasdem, Demokrat, dan PKS.

Golkar harus cepat mengevaluasi langkah politik ke depannya. Kesalahan politik saat bergabung dengan Koalisi Merah Putih lalu “loncat” ke dalam barisan pendukung Jokowi – Jusuf Kalla di awal periode 2014 hendaknya dijadikan refleksi politik.

Kelemahan Golkar yang paling mendasar adalah tidak memiliki “DNA” sebagai kaum oposan sehingga sifat politiknya begitu “mendua”. Golkar dalam pandangan mahasiswa yang saya ampu, mirip cewek “materialis” dan tidak mau diajak susah.

Baca juga: Golkar Lempar Sinyal Merapat ke Gerindra Jadi Indonesia Raya Bangkit dan Berkarya

Golkar harusnya mengevaluasi kembali pencalonan Airlangga Hartarto dan mengendorse kader barunya, Ridwan Kamil. Prinsip tidak boleh ada “matahari kembar” dalam biduk yang sama, kerap menjadi belenggu partai jika ingin menang pemilu.

Golkar bisa mengambil langkah bergabung dengan Gerindra dan PKB untuk menguatkan Koalisi Indonesia Raya dengan mengusung Prabowo serta menyerahkan mama cawapres berdasarkan kompromi tiga partai anggota koalisi. Bisa pula Golkar mengokohkan KIB bersama PDI-P, Hanura, PSI, dan Perindo dalam mengusung Ganjar.

Golkar masih bisa memperpanjang napas politik dengan menyodorkan nama cawapres, dengan catatan bisa diterima Megawati, Jokowi, maupun Ganjar serta persetujuan partai-partai lainnya.

Ke arah jalan mana Golkar berjalan? Akankah Golkar berhenti di tikungan ataukah menetap di lokasi sesuai aplikasi? Hanya Golkar yang tahu.... Golkar sedang ditunggu sejarah di halte kekuasaan.

"Salah satu alasan orang membenci politik adalah bukan kebenaran menjadi tujuan politisi, tapi pemilihan dan kekuasaan." - Cal Thomas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com