Masih ada ratusan lain WNI yang belum terevakuasi via jalur darat ke wilayah yang relatif lebih aman, karena situasi keamanan setempat yang masih menantang di perjalanan.
TNI diklaim siap untuk menjalankan episode evakuasi berikutnya apabila diperlukan.
"Nanti berikutnya setelah ini kami laksanakan, kami menunggu perintah berikutnya. Yang jelas, apa pun yang diperintah dari negara, kalau memang dibutuhkan lagi, kita juga siap untuk menambah pesawat untuk mengangkut," sebut Yudo.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berujar ada 273 perempuan, 240 laki-laki dan 25 balita berhasil mencapai Port Sudan dengan Selamat pada dini hari waktu setempat, kemarin.
Upaya evakuasi tersebut merupakan tahap pertama yang diberangkatkan dari Khartoum pada Minggu (23/4/2023).
Baca juga: Beda Cara Indonesia dengan Negara Lain dalam Evakuasi Warga dari Sudan
Waktu tempuh perjalanan darat dari Khartoum ke Port Sudan memerlukan waktu sekitar 15 jam, atau sekitar 830 kilometer melalui Kota Atbara, Damir, Miswar dan Kota Sawakin.
Retno mengatakan, WNI yang dievakuasi sebagian besar merupakan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Sudan. Selain itu, ada pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood, dan staf Kedutaan Besar RI beserta keluarganya.
"Ini adalah evakuasi tahap satu yang dipimpin oleh Dubes RI di Khartoum. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan bus sebanyak delapan buah dan satu minibus KBRI," ucap dia.
"Insya Allah persiapan pulang ke Indonesia juga terus dilakukan," kata Retno.
Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.
Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.
Pertempuran yang terjadi tiba-tiba tersebut menghancurkan rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil di Sudan.
Baca juga: Panglima Yudo: TNI Siap Evakuasi WNI dari Sudan untuk Tahap Berikutnya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Sudan mengataka, sedikitnya sudah 413 korban tewas dan 3.551 orang luka selama pertempuran militer di Sudan hingga Jumat lalu.
Sementara itu, badan anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan, sedikitnya sembilan orang anak dilaporkan tewas dalam pertempuran di Sudan, dan lebih dari 50 anak terluka parah.
Lebih lanjut, pertempuran juga disebut telah menciptakan 11 serangan terhadap fasilitas kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.