Pada tahun 2023, diproyeksikan perputaran uang akan mencapai sekitar Rp 246 triliun. Proyeksi tersebut dibuat berdasarkan proyeksi jumlah pemudik yang mencapai 123,8 juta orang, dengan asumsi rata-rata per orang membelanjakan Rp 2 juta.
Selain itu, tradisi mudik dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian. Para pemudik tentunya membutuhkan sarana transportasi yang akan menggerakkan perekonomian di sektor transportasi dengan pembelian tiket pesawat, kapal, kereta api, bus, travel, dan sebagainya.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi, para pemudik akan tetap menggerakkan roda perekonomian dengan pembelian bahan bakar, pembayaran tol, pembelian makanan dan minuman apabila berhenti di rest area, dan lain-lain.
Pada saat di kampung halaman, pemudik biasanya akan melakukan pembelanjaan dengan berwisata, termasuk wisata kuliner dan pembelian oleh-oleh.
Dengan demikian, sektor-sektor perdagangan, industri, wisata, dan UMKM yang selama pandemi mati suri akan bergairah karena aktivitas mudik Lebaran pascapandemi Covid-19 ini.
Menggunakan proyeksi jumlah pemudik sebesar 123,8 juta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan dampak ekonomi pada masa mudik Lebaran 2023 berkisar antara Rp 100 triliun - Rp150 triliun.
Sandiaga melanjutkan, cuti bersama dan hari libur yang ditetapkan tujuh hari ini bakal dimanfaatkan secara maksimal dan ditargetkan sekitar 25 persen pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari target 1,4 miliar pergerakan wisnus pada mudik lebaran atau sebesar 300-350 juta pergerakan tercapai pada masa libur ini.
Melihat betapa dasyatnya dampak potensial dan multiplier effect ekonomis dari mudik Lebaran 2023, pemerintah dan seluruh warga bangsa perlu bekolaborasi untuk menciptakan suasana mudik Lebaran yang lancar, nyaman, dan menyenangkan.
Suasana mudik Lebaran yang kondusif dapat diciptakan apabila, pertama, infrastruktur transportasi seperti jalan raya, rel kereta api, pelabuhan laut dan bandar udara dalam keadaan prima, dan siap digunakan dengan kapasitas penuh.
Kedua, sarana transportasi seperti mobil, bus, sepeda motor, kereta api, kapal laut dan pesawat terbang tersedia secara memadai.
Ketiga, sarana-sarana pendukung seperti rest area dan terminal pengisian bahan bakar juga dalam keadaan siaga, sehingga para pemudik dapat membeli kebutuhannya dengan mudah.
Keempat, demi kemudahan dan kenyamanan para pemudik yang melakukan kunjungan wisata bersama keluarga selama musim mudik, Kemenperaf perlu berkoordinasi dengan perangkat di daerah dan stakeholders pariwisata lainnya untuk memastikan kesiapan setiap destinasi wisata.
Menparekraf perlu mengeluarkan surat imbauan pemantauan Hari Raya Idul Fitri 2023 kepada seluruh dinas pariwisata di daerah, untuk memastikan kesiapan destinasi dan lokasi daya tarik wisata serta menerapkan protokol keselamatan dan kesehatan yang baik, terutama yang berkaitan dengan Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainabillity (CHSE).
Lebih lanjut, Pemerintah Daerah juga diharapkan membentuk satuan tugas yang melibatkan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mengawasi kawasan objek wisata dan aktivitas pengunjung pariwisata.
Apabila berbagai langkah tersebut dapat dikerjakan dengan baik, maka dapat memastikan bahwa aktivitas mudik Lebaran kali ini akan memberikan dampak dan multipler effects ekonomis yang optimal bagi perekonomian bangsa kita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.