Salin Artikel

Saleh Sosial dan Ekonomi Tradisi Mudik Lebaran

Untuk musim Lebaran tahun ini, Polri memprediksi tanggal puncak arus mudik akan terjadi antara 18 hingga 21 April. Sementara arus balik akan terbagi ke dua gelombang, pertama pada 25 April dan kedua pada 30 April.

Mudik makin semarak dan kompleks

Selama beberapa dekade terakhir, ‘mudik’ terasa makin semarak karena dilakukan oleh semakin banyak warga bangsa Indonesia.

Mudik juga menjadi urusan yang semakin kompleks dari waktu ke waktu, baik bagi pemerintah maupun bagi rakyat yang melakukan perjalanan mudik.

Persoalan yang sering muncul adalah kurang tersedianya sarana angkutan publik yang nyaman dan kemacetan karena pertumbuhan jumlah pemudik tidak seimbang dengan pertumbuhan panjang jalan raya dan rel kereta.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, masalah kemacetan semakin dapat ditangani karena jalan tol lintas Pulau Jawa dan Sumatera sudah mulai beroperasi. Sementara itu, di Sulawesi sudah tersedia jalur kereta api.

Meski demikian, pemerintah perlu meningkatkan kualitas pelayanan mudik, karena pada musim Lebaran tahun ini diprediksi jumlah pemudik meningkat tajam.

Kerinduan akan kampung halaman yang tertumpuk selama dua tahun akibat pandemi Covid-19 memicu lonjakan jumlah pemudik pada Lebaran 2023 ini.

Data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik 2022 mencapai 85 juta orang dan 14 juta di antaranya berasal dari pemudik Jabodetabek. Menurut Kemenhub, selama musim mudik Lebaran 2022 terdapat sekitar 2,1 juta kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek.

Sementara itu, hasil survei online Kemenhub 2023, memperkirakan akan terjadi ‘eksodus massal’ pada Lebaran 2023, di mana ada sekitar 123,8 juta orang akan melakukan mudik. Jumlah tersebut naik sebesar 14,2 persen dari mudik tahun lalu.

Disebutkan lima daerah asal pemudik terbanyak adalah Jawa Timur sebanyak 21,2 juta orang, Jawa Tengah 18, 7 juta orang, Jabodetabek 18,3 juta orang, Jawa Barat 14,9 juta orang, dan Sumatera utara 4,4 juta orang.

Pada Lebaran kali ini, penggunaan transportasi darat masih mendominasi, di mana pemudik dengan mobil pribadi sebanyak 27,32 juta orang, sepeda motor: 25,12 juta orang, bus: 22,77 juta orang, kereta api antarkota:14,47 juta orang, dan mobil sewa 9,53 juta orang.

Untuk meringankan beban infrastruktur transportasi negara, pemerintah mendorong warga masyarakat untuk menggunakan transportasi umum daripada mengemudi atau mengendarai sepeda motor.

Selain itu pemerintah menyediakan program mudik gratis menawarkan pengiriman sepeda motor melalui kereta api, truk, atau kapal laut, sementara pemiliknya bepergian dengan bus atau kereta api ke kota asalnya.

Kohesifitas sosial terjaga

Mudik adalah bagian yang tak terpisahkan dari Hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam Indonesia.
Sudah menjadi tradisi, mudik terjadi menjelang akhir bulan suci Ramadhan.

Lalu ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, umat Islam Indonesia beribadah Shalat Id bersama dan saling bermaaf-maafan, baik dengan kaum keluarga, kerabat mapun dengan para sahabat kenalan seluruhnya.

Dalam konteks tersebut, mudik menciptakan kohesi sosial antaranggota masyarakat. Mudik menandai adanya perjumpaan antaranggota keluarga yang terpisah jarak, antarkeluarga bisa berkumpul di momen Lebaran, mereka saling memaafkan, saling berkunjung bersilaturahim, saling berbagi makanan dan lainnya.

Selama bertahun-tahun, tradisi mudik telah menjadi pilar kokoh tingginya kohesifitas sosial bangsa Indonesia. Kecenderungan individualistik sama sekali tidak memiliki ruang dalam budaya mudik.

Mudik memaksa orang untuk melek sosial, soleh sosial sekaligus mengikis sikap asosial anggota masyarakat. Alhasil, mudik adalah tradisi tahunan yang sangat penting bagi bangsa ini untuk meningkatkan kohesitas sosial warga bangsanya.

Bila ditilik dari sudut pandang ekonomis, mudik Lebaran memiliki makna yang sangat besar pula.

Disadari atau tidak, tradisi mudik dapat menjadi sarana work-life balance. Mengapa demikian? Sebab saat pulang kampung, para pemudik mendapat kesempatan untuk ‘melupakan sejenak rutinitas bekerja’ dan intens berinteraksi sosial dengan keluarga, kerabat, dan teman-teman lama.

Dengan begitu mudik menumbuhkan rasa kebersamaan dan kehangatan dan memperkuat soliditas sosial atau seleh sosial.

Selain menjadi sarana work-life balance, mudik Lebaran adalah momen penggairahan aktivitas ekonomi atau saya sebut saleh ekonomi.

Kenapa demikian? Segala sesuatu yang terkait dengan mudik Lebaran, mulai dari persiapan, perjalanan ke kampung halaman, berada di kampung halaman hingga balik kembali ke kota, adalah aktivitas berkaitan dengan ekonomi dan bisnis.

Menjelang mudik, para calon pemudik mengalokasikan biaya yang tak sedikit untuk berbelanja, baik untuk keperluan pribadi maupun belanja oleh-oleh untuk kaum keluarga dan kerabat di kampung halaman.

Aktivitas berbelanja masyarakat Indonesia selama Ramadhan dan menjelang Lebaran cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memproyeksi transaksi di pusat perbelanjaan akan meningkat hingga 30 persen selama Ramadhan dan Lebaran 2023.

Padahal, jelang Lebaran tahun 2022 lalu, Mandiri Spending Index mencatat, indeks frekuensi belanja berada di level 179,4, sementara indeks nilai belanja naik ke level 159,9.

Indeks frekuensi belanja jelang Lebaran 2022 lebih tinggi dari musim Lebaran tahun 2021 (137,5) dan Lebaran 2020 di mana indeks ke 67,8 karena Ramadhan datang hanya sebulan setelah pandemi melanda dunia.

Pada musim mudik Lebaran 2022 lalu, Bank Indonesia menyebutkan perputaran uang mencapai Rp 180,2 triliun, meningkat 16,6 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 154,5 triliun.

Pada tahun 2023, diproyeksikan perputaran uang akan mencapai sekitar Rp 246 triliun. Proyeksi tersebut dibuat berdasarkan proyeksi jumlah pemudik yang mencapai 123,8 juta orang, dengan asumsi rata-rata per orang membelanjakan Rp 2 juta.

Selain itu, tradisi mudik dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian. Para pemudik tentunya membutuhkan sarana transportasi yang akan menggerakkan perekonomian di sektor transportasi dengan pembelian tiket pesawat, kapal, kereta api, bus, travel, dan sebagainya.

Apabila menggunakan kendaraan pribadi, para pemudik akan tetap menggerakkan roda perekonomian dengan pembelian bahan bakar, pembayaran tol, pembelian makanan dan minuman apabila berhenti di rest area, dan lain-lain.

Pada saat di kampung halaman, pemudik biasanya akan melakukan pembelanjaan dengan berwisata, termasuk wisata kuliner dan pembelian oleh-oleh.

Dengan demikian, sektor-sektor perdagangan, industri, wisata, dan UMKM yang selama pandemi mati suri akan bergairah karena aktivitas mudik Lebaran pascapandemi Covid-19 ini.

Menggunakan proyeksi jumlah pemudik sebesar 123,8 juta, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menargetkan dampak ekonomi pada masa mudik Lebaran 2023 berkisar antara Rp 100 triliun - Rp150 triliun.

Sandiaga melanjutkan, cuti bersama dan hari libur yang ditetapkan tujuh hari ini bakal dimanfaatkan secara maksimal dan ditargetkan sekitar 25 persen pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari target 1,4 miliar pergerakan wisnus pada mudik lebaran atau sebesar 300-350 juta pergerakan tercapai pada masa libur ini.

Suasana mudik yang kondusif

Melihat betapa dasyatnya dampak potensial dan multiplier effect ekonomis dari mudik Lebaran 2023, pemerintah dan seluruh warga bangsa perlu bekolaborasi untuk menciptakan suasana mudik Lebaran yang lancar, nyaman, dan menyenangkan.

Suasana mudik Lebaran yang kondusif dapat diciptakan apabila, pertama, infrastruktur transportasi seperti jalan raya, rel kereta api, pelabuhan laut dan bandar udara dalam keadaan prima, dan siap digunakan dengan kapasitas penuh.

Kedua, sarana transportasi seperti mobil, bus, sepeda motor, kereta api, kapal laut dan pesawat terbang tersedia secara memadai.

Ketiga, sarana-sarana pendukung seperti rest area dan terminal pengisian bahan bakar juga dalam keadaan siaga, sehingga para pemudik dapat membeli kebutuhannya dengan mudah.

Keempat, demi kemudahan dan kenyamanan para pemudik yang melakukan kunjungan wisata bersama keluarga selama musim mudik, Kemenperaf perlu berkoordinasi dengan perangkat di daerah dan stakeholders pariwisata lainnya untuk memastikan kesiapan setiap destinasi wisata.

Menparekraf perlu mengeluarkan surat imbauan pemantauan Hari Raya Idul Fitri 2023 kepada seluruh dinas pariwisata di daerah, untuk memastikan kesiapan destinasi dan lokasi daya tarik wisata serta menerapkan protokol keselamatan dan kesehatan yang baik, terutama yang berkaitan dengan Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainabillity (CHSE).

Lebih lanjut, Pemerintah Daerah juga diharapkan membentuk satuan tugas yang melibatkan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mengawasi kawasan objek wisata dan aktivitas pengunjung pariwisata.

Apabila berbagai langkah tersebut dapat dikerjakan dengan baik, maka dapat memastikan bahwa aktivitas mudik Lebaran kali ini akan memberikan dampak dan multipler effects ekonomis yang optimal bagi perekonomian bangsa kita.

https://nasional.kompas.com/read/2023/04/16/08300071/saleh-sosial-dan-ekonomi-tradisi-mudik-lebaran

Terkini Lainnya

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Soal Polemik UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke