Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Dingin Hubungan Anas Urbaningrum-Susilo Bambang Yudhoyono

Kompas.com - 12/04/2023, 12:05 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Editor

Alhasil elektabilitas Demokrat merosot karena sejumlah kadernya dibelit persoalan korupsi. Apalagi setelah nyanyian Nazaruddin yang sempat buron dengan menyebut beberapa petinggi Demokrat, termasuk Anas, terlibat dalam kasus korupsi Hambalang.

Baca juga: Demokrat Minta Anas Segera Minta Maaf ke SBY

Nazaruddin bahkan sempat kabur ke Cartagena, Kolombia. Namun, dia berhasil ditangkap oleh Interpol dan dipulangkan ke Indonesia.

Desakan dari internal Demokrat supaya KPK memperjelas status hukum Anas semakin menguat.

Alhasil, KPK menetapkan Anas sebagai tersangka gratifikasi dari proyek Hambalang pada 22 Februari 2013. Sehari kemudian Anas menyatakan mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat.

Anas saat itu tetap membantah terlibat korupsi Hambalang dan melontarkan pernyataan yang cukup fenomenal.

"Saya yakin. Yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas," kata Anas di Kantor DPP Demokrat pada Maret 2013 silam.

Baca juga: Bebas, Anas Urbaningrum Akan Beri Kejutan dalam Pidatonya, Tak Punya Urusan dengan AHY

Setelah Anas mengundurkan diri, SBY mengambil alih kendali dan posisi Ketua Umum Partai Demokrat.

Penetapan Anas sebagai tersangka oleh KPK juga penuh drama karena didahului dengan skandal surat perintah penyidikan (sprindik) yang bocor ke media massa.

Yang membocorkan sprindik Anas adalah Wiwin Suwandi, sekretaris Ketua KPK Abraham Samad.

Karena skandal itu, Samad dianggap lalai mengawasi sekretarisnya dan dinyatakan melanggar kode etik, meski tidak terlibat langsung dalam membocorkan sprindik.

Samad pun diganjar sanksi peringatan tertulis supaya memperbaiki sikap, tindakan, dan perilakunya.

Setelah Anas mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Demokrat usai ditetapkan sebagai tersangka, sejumlah loyalis turut digeser. Mereka adalah Gede Pasek dan Saan Mustopa.

Baca juga: Sekjen PKN: Anas Pasti Menolak Berbenturan dengan Demokrat dan SBY

Anas bersama rekan-rekannya kemudian membentuk organisasi Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). Gede Pasek yang saat itu masih sebagai anggota fraksi Demokrat di DPR turut terlibat dalam PPI.

SBY kemudian memerintahkan para kadernya untuk bersikap apakah tetap menjadi bagian dari Partai Demokrat atau keluar. Gede Pasek dan Saan Mustopa kemudian memutuskan mengundurkan diri dari Partai Demokrat.

SBY juga tidak tinggal diam melihat manuver yang dilakukan Anas.

Pada Oktober 2013 pernah beredar isi pesan singkat yang diyakini berasal dari SBY yang menilai Anas berlaku jahat dengan memperlihatkan manuver politik itu.

"Jahat sekali, luar biasa sebenarnya saya tidak ingin melihat ke belakang, tapi pihak Anas terus menerus menyerang dan menghantam saya, dan Partai Demokrat. Setelah hampir 3 tahun saya mengalah dan diam, saatnya saya untuk saya hadapi tindakan yang telah melampaui batasnya itu. Partai Demokrat atas kerja keras kita baru saja mulai bangkit. Karena perilaku sejumlah kader, termasuk Anas partai kita sempat melorot tajam dan hancur. Kalau gerakan penghancuran Partai Demokrat dan SBY terus mereka lancarkan, para kader seluruh Indonesia akan sangat dirugikan. Sebagai unsur pimpinan Partai kita harus menyelamatkan partai kita, termasuk nasib dan masa depan jutaan kader dan anggota Partai Demokrat di seluruh Indonesia," demikian isi pesan singkat itu.

Baca juga: Anas Urbaningrum Dijadwalkan Bebas Besok, Dapat Cuti Menjelang Bebas

Sejumlah loyalis Anas saat ini berhimpun membentuk Partai Kebangkitan Nusantara (PKN). Mereka lolos dalam verifikasi administrasi dan faktual Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan berhak menjadi peserta Pemilu 2024.

Kini Anas sudah selesai menjalani masa hukuman. Namun, percikan konflik masa lalu antara dirinya dan SBY nampaknya belum akan sirna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com