Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Gabung Koalisi Besar KIB-KIR, PSI Tetap Akan Dukung Ganjar Capres

Kompas.com - 05/04/2023, 17:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengaku masih tetap ingin mendukung kader PDI-P yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres), meskipun mereka ingin bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu-Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIB-KIR).

Sebagai informasi, KIB yang digawangi Golkar, PAN, dan PPP hingga sekarang belum menentukan kandidat untuk diusung pada Pilpres 2024.

Sementara itu, Gerindra dan PKB yang membentuk KIR hingga sekarang masih ngotot agar ketua umum mereka bisa menjadi capres.

"Saat ini belum ada perubahan, keputusan PSI menyatakan dukungan pada Ganjar itu dasarnya adalah Rembuk Rakyat. Ini mekanisme yang psi miliki untuk bertanya pasa masyarakat siapa yang ingin didukung, sampai saat saat ini kita belum ada perubahan atas hasil Rembuk Rakyat," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, dalam jumpa pers, Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Ingin Gabung ke KIB-KIR, PSI Klaim Sudah Komunikasi

"Tetapi, saya rasa di dalam keputusan tersebut kita ingin memastikan siapa yang PSI dukung ke depan adalah orang yang satu visi. Artinya ada keberlanjutan (dengan Presiden RI Joko Widodo)," ujarnya lagi.

PSI mengaku ingin menikmati proses pembentukan koalisi besar, yang tentu tak akan terlepas dari siapa sosok kandidat yang akan diusung untuk Pilpres 2024.

Lebih lanjut, PSI juga mengatakan tak berkeberatan meskipun telah menyatakan dukungan capres terhadap Ganjar dan tidak ada PDI-P di dalam koalisi gemuk yang mungkin terbentuk antara KIB-KIR.

Baca juga: PSI Ingin Gabung KIB-KKIR, Singgung Koalisi Tim Jokowi

"Sekali lagi ini kan proses ya, mereka pun mengatakan bahwa ini kita sedang mencari bentuk, masih belum fixed juga anggotanya siapa saja," kata Grace.

"Memang rumit karena semakin banyak pesertanya pasti semakin banyak kepentingan, tapi yang lebih besar daripada kepentingan masing-masing adalah ingin menjaga kesinambungan kebijakan Pak Jokowi," ujarnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, PSI mengklaim telah berkomunikasi dengan partai-partai politik yang tergabung di dalam KIB dan KIR sehubungan dengan keinginan untuk bergabung seandainya dua koalisi partai politik ini jadi terbentuk.

Isu bergabungnya dua koalisi partai politik ini mencuat setelah Presiden Jokowi berjumpa dengan para ketua umum partai-partai tersebut, yakni Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto; PKB Muhaimin Iskandar; PAN Zulkifli Hasan; Golkar Airlangga Hartarto; dan PPP Muhamad Mardiono dalam acara Silaturahmi Ramadhan, Minggu (2/4/2023).

Baca juga: Dukung Pemilu Proporsional Terbuka, PSI Singgung Kasus Harun Masiku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com