JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno L.P. Marsudi menyampaikan, Indonesia terus mengingatkan pentingnya penghentian kekerasan oleh junta militer Myanmar.
Hal ini disampaikannya dalam engagements dengan stakeholder di Myanmar dalam triwulan pertama keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.
Hal ini didasarkan pada kekhawatiran semakin meningkatnya penggunaan kekerasan sehingga korban sipil bertambah.
"Dalam engagements dengan stakeholder di Myanmar, Indonesia terus menyampaikan call mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan use of force," kata Retno dalam konferensi pers di Gedung Nusantara Kemenlu, Jakarta, Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Alasan Junta Militer Myanmar Bubarkan Partai Aung San Suu Kyi
Selain menyampaikan hal tersebut, pihaknya juga telah memfasilitasi dibukanya kembali komunikasi dan konsultasi dengan berbagai stakeholders.
Hal ini bertujuan agar AHA Centre bisa menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar yang memerlukan, tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan orientasi politik.
Diketahui, akses merupakan kunci agar bantuan kemanusiaan dapat diterima oleh rakyat yang memerlukan.
Retno menyebutkan, setelah memfasilitasi hal tersebut, sudah ada kemajuan dalam hal konsultasi.
Baca juga: Junta Myanmar Bubarkan Partai NLD Aung San Suu Kyi
"Dengan fasilitasi Indonesia tesebut, AHA Centre telah berhasil melakukan konsultasi dengan beberapa stakeholders yang sebelumnya belum dapat dilakukan. Dengan demikian, terdapat pergerakan (movement) mengenai akses yang diberikan kepada AHA Centre," ucapnya.
Kendati begitu, konsultasi untuk menjangkau lebih banyak stakeholder masih diperlukan. Konsultasi ini dibarengi dengan mempersiapkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sudah direncanakan.
Oleh karena itu, Indonesia akan terus mencoba memfasilitasi agar kondisi kondusif tercipta, dialog inklusif dapat dilakukan, penggunaan kekerasan dapat dihentikan, dan agar bantuan kemanusiaan dapat segera dilakukan.
Baca juga: 22 Orang Tewas dalam Dugaan Pembantaian di Biara Myanmar
"Langkah maju diperlukan jika Myanmar ingin mencapai perdamaian yang berkelanjutan," jelas Retno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.