Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2023, 12:46 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim merespons temuan lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang mendapati elektabilitas Nasdem saat ini dalam posisi tertinggi sepanjang sejarah.

Dia mengatakan, peningkatan tajam elektabilitas Nasdem itu tidak lepas dari deklarasi yang mereka lakukan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tahun lalu.

"Tentu ada sumbangan efek ekor jas Anies karena kami sudah bawa Anies keliling Indonesia mulai Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Papua," ujar Hermawi saat dimintai konfirmasi, Selasa (28/3/2023).

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Nasdem Tertinggi dalam Sejarah, Efek Deklarasi Anies Capres

Selain itu, Hermawi menyampaikan, peningkatan elektabilitas Nasdem juga merupakan efek dari kelengkapan struktur partai di masing-masing wilayah.

Bahkan, para kader Nasdem di sejumlah tingkat juga punya relawan sendiri, yang kini relawan-relawan itu terkoneksi dengan partai.

"Ditambah sejumlah petahana legislatif di semua tingkat punya relawan dengan struktur tersendiri, dan itu sekarang terkoneksi dengan struktur partai," tuturnya.

Maka dari itu, kata Hermawi, Nasdem akan terus meningkatkan konsolidasi dan koordinasi dengan seluruh perangkat partai dan para caleg.

Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas PDI-P Turun, Gerindra hingga Nasdem Naik Tajam

Sebagai informasi, survei terbaru Indikator Politik Indonesia memperlihatkan, elektabilitas Partai Nasdem meningkat lebih dari 1 persen.

Pada survei Desember 2022, elektabilitas partai pimpinan Surya Paloh itu sebesar 5,1 persen. Sedangkan pada survei teranyar mencapai menjadi 6,4 persen

“Nasdem mengalami peningkatan yang sangat tajam,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis survei daring, Minggu (26/3/2023).

Menurut Burhanuddin, ini merupakan capaian elektabilitas tertinggi Nasdem dibanding tingkat elektoralnya menjelang Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 lalu.

“Kita bisa simpulkan kalau kita lihat data overtime, bahkan sebelum Pemilu 2019 atau Pemilu 2014, elektabilitas Nasdem 6,4 persen itu adalah tertinggi dalam sejarah persiapan Nasdem jelang pemilu,” ujarnya.

Baca juga: Hadiri Buka Bersama Nasdem, PPP: Tak Ada Pembicaraan Koalisi, Baru Senyum-senyum

Dengan capaian demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Nasdem telah mendapatkan limpahan elektoral dari manuvernya mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024 pada Oktober 2022.  Sebab, sejak saat itu elektabilitas Nasdem terus merangkak naik.

Sebaliknya, elektabilitas Anies tak ikut naik pasca diumumkan sebagai capres Nasdem. Tingkat elektoral mantan Gubernur DKI Jakarta itu justru cenderung turun.

Pada survei Desember 2022, elektabilitas Anies sebesar 22,8 persen. Lalu turun sekitar 1 persen pada survei Februari 2023 menjadi 21,7 persen.

“Jadi kita bisa sedikit mengambil kesimpulan, Nasdem sudah mendapatkan insentif positif atas deklarasi Anies sebagai capresnya,” kata Burhanuddin.

“Tetapi Anies sendiri itu belum mendapatkan momentum pascadeklarasi. Sempat mendapatkan momentum pada November 2022, tetapi trennya melemah dalam beberapa bulan,” lanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Gugatan Perdata Keluarga Brigadir J Terhadap Ferdy Sambo dkk Lanjut ke Tahap Mediasi

Nasional
Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Hasil Rekapitulasi KPU: PAN Unggul di Provinsi Maluku, Diikuti PKS dan PDI-P

Nasional
Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Mendes Abdul Halim Bantah PKB Ditawari Jatah Kursi di Kabinet Prabowo saat Bertemu Jokowi

Nasional
KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Nasional
Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Nasional
900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

Nasional
Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Nasional
Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Nasional
PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

Nasional
Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com