JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) akan mendeportasi 2 warga negara asing (WNA) asal Polandia yang mendirikan kemah saat Hari Raya Nyepi.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Denpasar, Tedy Riandi mengatakan, dua WNA itu berinisial KG (39) dan BKW (25).
Mereka diamankan Polsek Sukawati sebelum akhirnya diserahkan ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Denpasar.
“Kami telah menghubungi Kedutaan Besar Polandia terkait kepulangan kedua WNA tersebut. Tentunya mereka akan kami deportasi,” kata Tedy dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima, Jumat (24/3/2023) malam.
Baca juga: Kronologi WNA Polandia Berdebat dengan Pecalang karena Nekat Kemah di Pantai Saat Nyepi
KG dan BKW sebelumnya menjadi sorotan di media sosial karena mendirikan kemah ketika umat Hindu di Bali memperingati Hari Raya Nyepi.
Mereka mendirikan kemah di Pantai Purnama, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Keduanya mendirikan tenda di pendopo Desa Adat Sukawati.
Keberadaan mereka ditemukan Pecalang Desa Adat Sukawati yang melakukan pemantauan di kawasan Pura Erjeruk dan Pantai Purnama pukul 09.30 Wita.
Saat ditegur Pecalang setempat, KG emosi dan bersikap arogan.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan kepada Bendesa Adat Sukawati dan kepala desa setempat. Laporan itu diteruskan ke Polsek Sukawati.
Pihak Imigrasi telah meminta keduanya membeli tiket pulang. JIka tidak mampu, maka mereka akan dimasukkan ke detensi atau tempat penampungan bagi WNA milik Imigrasi.
“Apabila dalam waktu dekat ini keduanya tidak menyanggupi tiket kepulangan mereka, maka Imigrasi akan menyerahkan keduanya ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar,”ujar Tedy.
Berdasarkan informasi yang Imigrasi dapatkan, KG dan BKW berencana bertolak dari Pelabuhan Padangbai ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Australia.
Namun, KG dan BKW mengaku tidak mendapati transportasi yang bisa mengantar mereka.
Selain itu, keduanya juga tidak memiliki tempat menginap sehingga membangun tenda di pendopo desa adat. Kedua turis itu mengaku kehabisan bekal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.