JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan Anies Baswedan, Sudirman Said mengatakan, tokoh dari Nahdlatul Ulama (NU) layak dipilih untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies. Alasannya, NU merupakan salah satu organisasi massa terbesar di Indonesia.
“NU organisasi yang terbesar, sangat layak apabila masyarakat mempertimbangkan itu sebagai opsi (cawapres),” ujar Sudirman ditemui di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Akan tetapi, ia menggarisbawahi bahwa dalam nota kesepakatan, terdapat lima syarat pemilihan calon presiden (capres).
Baca juga: Isi Lengkap Piagam Kerja Sama Koalisi Pengusung Anies Baswedan
Di sisi lain, Tim Delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) juga mempertimbangkan latar belakang, dan kerentanan politik figur tersebut.
“Walaupun basis massanya besar tapi kalau punya beban urusan hukum itu ya pasti repot,” sebutnya.
“Itu kita timbang semuanya, dan mencari yang terbaik, mendengar masyarakat. Insya Allah waktunya masih cukup,” sambung dia.
Baca juga: PKS Ungkap Ada Parpol Parlemen yang Tawarkan Ketua Umumnya Jadi Cawapres Anies
Terakhir, Sudirman yakin bahwa proses penentuan cawapres tak akan mengganggu soliditas internal KPP.
“Seluruh tahapan yang digambarkan dalam timeline, dibicarakan dengan sangat terbuka,” imbuh dia.
Adapun KPP telah resmi terbentuk setelah nota kesepakatan kerja sama ditandatangani oleh pimpinan Demokrat, Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun deklarasi besar bakal dilakukan setelah figur cawapres terbentuk.
“Dalam hemat kami, kami akan melakukan deklarasi ketika sudah dwi tunggal (capres-cawapres terpilih),” ucap Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya, Jumat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.