Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kasus Polio di Purwakarta, Kemenkes: Mulai Tak Bisa Berjalan Sejak 2021

Kompas.com - 20/03/2023, 16:23 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, seorang anak yang terinfeksi polio di Purwakarta, Jawa Barat, mulai tidak bisa berjalan sejak tahun 2021.

Namun, anak tersebut baru diperiksa di fasilitas pelayanan kesehatan pada 16 Februari 2023. Usai diperiksa tinjanya, anak tersebut diketahui terpapar polio.

"Yang confirm yang kemarin di Purwakarta. Dia mulai tidak bisa berjalan 2021. Jadi tahun 2023, 16 Februari, dia datang ke fasyankes, baru diambil swab tinjanya dan diperiksa hasilnya positif," kata Nadia usai acara Penghargaan PPKM Award di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).

"Jadi ada virus polio yang bersirkulasi dari 2021-2023 kan," sambungnya.

Baca juga: Anak 4 Tahun di Purwakarta Terkonfirmasi Polio, Dinkes Sebut Belum Diimunisasi

Nadia mengungkapkan, anak tersebut dibawa ke fasilitas layanan kesehatan ketika terserang demam.

Saat ini, usianya sudah 4 tahun dan tidak memiliki riwayat vaksinasi polio sama sekali. Begitu pun tidak memiliki riwayat vaksinasi lainnya.

Pemerintah, kata Nadia, tengah melakukan tracing pada anak-anak di wilayah yang sama, untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyebaran polio di wilayah tersebut.

"Lagi dilakukan pemeriksaan epidemiologi. Ada 19 apa 20 anak yang diambil spesimen tinjanya, lagi diperiksa. Jadi polio menular lewat tinja atau air (yang terkontaminasi)," tutur Nadia.

Lebih lanjut Nadia menjelaskan, penyakit yang telah dinyatakan eradikasi seperti polio bisa muncul lagi beberapa waktu belakangan, menyusul rendahnya cakupan vaksinasi atau imunisasi dasar lengkap akibat Covid-19.

Nadia menuturkan, vaksinasi mulai rendah sejak tahun 2020 sampai tahun 2023. Cakupan vaksinasi yang biasanya mencapai 90 persen, menurun hanya tinggal 40-60 persen. Artinya, cakupannya bahkan tidak mencapai 70 persen.

Baca juga: Dinkes DKI Tingkatkan Kewaspadaan Setelah Ditemukan Satu Kasus Polio di Purwakarta

"Karena sudah 3 tahun (menurun sejak 2020), berarti imunitas kelompok yang tadinya sudah kita bangun bertahun-tahun akhirnya akan sangat turun. Makanya tahun 2022 kita melakukan BIAN dan BIAS untuk kejar imunisasi dasar," sebut Nadia.

Adapun pada tahun pertama ketika imunisasi dasar lengkap menurun atau tepatnya pada tahun 2020, polio belum terlalu melonjak. Menurut Nadia, hal ini dipengaruhi oleh masih adanya kekebalan anak saat mendapat vaksin tahun 2019.

Namun pada tahun 2021-2022, antibodi masyarakat mulai menurun. Terlebih saat pandemi, banyak anak yang baru lahir dan tidak mendapatkan vaksinasi yang seharusnya diberikan.

Petugas medis meneteskan vaksin polio tetes kepada anak yang ikut pencanangan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh, Senin (5/12/2022). ANTARA/Khalis Surry Petugas medis meneteskan vaksin polio tetes kepada anak yang ikut pencanangan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur Aceh, Kota Banda Aceh, Senin (5/12/2022).

"Tahun 2022 ya tambah turun lagi. Makanya di Aceh (kasus polio) cukup banyak. Tahun 2023 dampaknya kemarin kita kejar di 2022 dengan BIAN dan BIAS itu," jelas Nadia.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta mengkonfirmasi temuan kasus penyakit polio pertama di daerahnya. Kasus ini terjadi pada anak usia 4 tahun di Kecamatan Maniis, Purwakarta, Jawa Barat.

"Jadi berdasarkan hasil pemeriksaan lab yang kami dapatkan pada Selasa (14/3/2023), ada satu kasus dengan polio positif di anak usia 4 tahun," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Purwakarta, Eva Lystia Dewi dikutip dari Tribun Jabar, Senin (20/3/2023) pagi.

Baca juga: Menyoal Risiko Ketimpangan Akses Vaksin Polio

Eva mengungkapkan, kondisi sang anak penderita penyakit polio dalam kondisi membaik atau tidak adanya keluhan akut.

"Tidak ada demam dan penyakit lainnya saat ini, namun memang ada kelemahan di kedua tungkainya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com