JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota UUK Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Raihan mengatakan ada kemungkinan temuan kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh adalah fenomena gunung es.
Karena biasanya dalam satu kasus polio yang terkonfirmasi, maka bisa jadi ada sekitar 200 kasus yang tidak terdeteksi atau tidak bergejala.
Itulah sebabnya, penemuan satu kasus bergejala di Pidie ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Baca juga: Menkes Targetkan Vaksinasi Polio di Aceh Rampung 7 Hari
"Penemuan satu kasus polio itu merupakan suatu Kejadian Luar Biasa, karena kasus tersebut seperti fenomena gunung es, di lapangan bisa jadi (ada) 200-an kasus, bisa tidak bergejala," ujar Raihan dalam acara media briefing virtual, Jumat (2/12/2022).
Dia menjelaskan, penderita polio banyak yang tidak bergejala. Bahkan, mereka yang terinfeksi 90-95 persen tanpa gejala.
Sedangka 24 persen lainnya bergejala ringan, sisanya 1-2 persen mendapat gejala berat.
Baca juga: Menkes Ungkap Asal Usul Virus Polio di Aceh, Ternyata dari BAB Anak yang Baru Vaksin
Gejala berat inilah yang seringkali ditakutkan oleh para penderita polio yaitu kelumpuhan hingga kecatatan seumur hidup.
"Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk polio, tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat lebih lanjut," kata Raihan.
Dia menyebut, upaya fisioterapi tidak bisa mengobati kelumpuhan permanen yang disebabkan oleh polio.
Raihan juga menyebut, penderita polio yang terinfeksi memang lebih banyak yang tidak bergejala. Akan tetapi mereka yang tak bergejala menjadi sumber penularan untuk mereka yang berpotensi mendapat gejala berat.
Baca juga: Kemenkes Minta Semua Bayi di Aceh Dapat Imunisasi Polio Lengkap
"Orang yang tak bergejala itu justru akan menjadi sumber penularan yang bisa menimbulkan banyak orang-orang yang terjangkit terus," ucap Raihan.
Sebelumnya, pada 9 Oktober 2022 dilaporkan 1 kasus lumpuh layuh akut atau AFP pada anak usia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh.
Setelah dilakukan pengambilan sampel tinja dan pemeriksaan di laboratorium, didapatkan hasil polio VDPV tipe 2 dalam tubuh anak tersebut.
Kembali munculnya kasus polio memang dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya karena cakupan imunisasi di Kabupaten Pidie yang rendah.
Baca juga: Imbauan Kemenkes: Ada KIPI Usai Vaksin Polio, Segera Lapor
Berdasarkan data yang diterima dari Provinsi Aceh, cakupan imunisasi polio di Provinsi Aceh dan Kabupaten Pidie sangat rendah selama beberapa tahun.
Sebagai informasi, penyakit polio adalah penyakit yang hanya dapat dicegah dan diberantas dengan vaksinasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.