Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Menlu China, Retno Marsudi Tekankan ASEAN Tak Jadi "Proxy" Mana Pun

Kompas.com - 22/02/2023, 15:54 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi sempat menyinggung soal kekuatan yang menjadikan negara-negara Asia Tenggara sebagai proxy saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu China, Qin Gang.

Pertemuan itu terjadi di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Jakarta Pusat, Rabu (22/2/2023), untuk membahas Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-4 Indonesia-China.

Retno mengatakan, isu proxy yang disampaikannya kepada Menteri Qin Gang mengulang pesan sama yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para Menlu ASEAN.

"Saya ulangi pernyataan Presiden Jokowi saat menerima para Menlu ASEAN awal Februari bahwa ASEAN hendaknya tidak menjadi proxy bagi kekuatan mana pun," kata Retno dalam konferensi pers secara daring pasca pertemuan, Rabu (2/22/2023).

Baca juga: Jokowi dan Menlu China Bahas Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga IKN

Retno Marsudi juga mengatakan, Indonesia ingin agar ASEAN tetap menjadi kawasan damai dan stabil.

Sebab, Indonesia dan ASEAN sangat berkepentingan untuk menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks ini lah, Retno kemudian menjelaskan prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, selaras dengan tema yang diambil, yaitu "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".

Menurut Retno Marsudi, Indonesia akan berusaha sekuat tenaga menjadikan ASEAN tetap relevan bagi kepentingan rakyat ASEAN.

"ASEAN memiliki aset demografi dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Oleh karena itu, Indonesia juga bertekad tetap menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth," ujar Retno.

Baca juga: Prediksi Ancaman 2023, Bakamla: Eskalasi Konflik Laut China Selatan Berpotensi Naik

Selain menekankan soal proxy, Retno Marsudi membahas isu Myanmar dalam pertemuan bilateral tersebut.

Indonesia memberikan apresiasi atas dukungan China terhadap Five-Point of Consensus (5PC) yang merupakan referensi utama bagi ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya.

"Selaku Ketua ASEAN, Indonesia akan melakukan engagements dengan semua stakeholders di Myanmar dengan satu tujuan, yaitu membuka jalan bagi kemungkinan dilakukannya inclusive dialogue nasional di Myanmar," kata Retno Marsudi.

Lebih lanjut, Retno mengungkapkan, keduanya turut membahas Laut China Selatan.

Retno mengatakan, Indonesia ingin melihat Laut China Selatan sebagai laut dan damai dan stabil.

Baca juga: Panglima Yudo Akan Gelar Operasi Khusus di Laut China Selatan

Sebagaimana diketahui, Laut China Selatan menjadi kawasan yang disengketakan banyak pihak.

Selama ini, China seringkali menggunakan sembilan garis putus-putus (Nine Dash Line) sebagai dasar klaim kepemilikan.

Namun, hukum yang diakui oleh internasional adalah Konvensi PBB tentang Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982.

UNCLOS telah menetapkan batas-batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) dari setiap negara.

"Penghormatan terhadap hukum internasional, terutama UNCLOS 1982, menjadi kunci," ujar Retno Marsudi.

Baca juga: Vietnam Dukung Sikap ASEAN soal Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com