Atas pernyataannya itu, Jokowi mengaku tak masalah jika dianggap memberikan sinyal dukungan buat Prabowo maju sebagai capres.
Isyarat presiden ke Prabowo tersebut ditanggapi dengan santai oleh Gerindra. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Desmond J Mahesa bilang, partainya bersyukur jika Jokowi memang hendak mendukung ketua umum partainya.
“Penting tidak penting (dukungan) kita lihat saja nanti. Kalau didukung syukur, kalau enggak didukung, juga enggak ada masalah,” kata Desmond saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (20/9/2022).
Sementara, Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, menilai, Presiden Jokowi sedianya hanya bergurau ketika menyapa sejumlah politikus dengan sebutan capres dan cawapres.
Kendati demikian, candaan Jokowi itu sangat mungkin membuat figur yang disebut namanya jadi gede rasa.
"Sangat mungkin Pak Jokowi bercanda, tapi kan karena beliau presiden ini kan jadi diinterpretasikan berbeda oleh yang disebut namanya," kata Kunto kepada Kompas.com, Selasa (21/2/2023).
"Apalagi kalau yang disebutkan itu di urutan pertama kayak Pak Prabowo, Pak Erick Thohir, Pak Sandiaga, bisa jadi ini kan jadi membuat orang yang disebut namanya berbunga-bunga dan akhirnya kepedean," tuturnya.
Baca juga: Demokrat Sayangkan Jokowi Endorse AHY dkk Jadi Capres-Cawapres, Diminta Belajar dari SBY
Namun, sekalipun hanya berkelakar, menurut Kunto, candaan Jokowi tersebut sangat mungkin dimanfaatkan sebagai amunisi politik.
Boleh jadi, pihak-pihak yang disebut presiden sebagai figur capres dan cawapres itu mengeklaim dirinya mendapat dukungan dari Jokowi untuk maju ke pentas pemilihan mendatang.
Terbuka kemungkinan pula, candaan Jokowi ini mendatangkan efek dukungan publik bagi pihak-pihak yang namanya disebut presiden.
"Yang disebut namanya pun bisa mengeklaim, 'Pak Jokowi mendukung saya, nyatanya menyebut saya. Kalau beliau nggak mendukung sayan kan nggak mungkin beliau nggak nyebut saya, apalagi di urutan pertama, kedua, atau ketiga'," ujar Kunto.
Baca juga: Erick Thohir Santai Disebut Jokowi Cawapres: Mungkin Figur-Figur yang Baik
Kunto menilai, sedianya tak ada yang salah dengan candaan Jokowi itu. Presiden berhak untuk menyapa siapa pun elite politik dengan caranya sendiri.
Namun demikian, mengingat ini tahun politik, kepala negara diharapkan lebih bijak dalam bersikap, apalagi yang menyinggung soal urusan dukungan kandidat capres.
Sebab, bagaimanapun Jokowi merupakan orang nomor satu di RI yang mana seluruh tutur kata dan gerak-geriknya bakal menimbulkan beragam interpretasi.
"Menurut saya Pak Presiden harus lebih bijak dalam mengabsen tokoh-tokoh. Boleh saja mengabsen tokoh-tokoh, kan dia presiden, cuma ini kan melabelinya dengan capres cawapres, padahal kan tahapan pemilu belum sampai ke situ," tutur dosen Universitas Padjadjaran tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.