Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Terus Main Mata ke Sandiaga Uno karena Dinilai Mampu Dongkrak Elektabilitas

Kompas.com - 21/02/2023, 17:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai wajar apabila Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terlihat masih main mata dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno agar mau bergabung menjadi kader.

Sebab, Sandiaga Uno dinilai bakal mendongkrak ketertinggalan elektabilitas PPP jika bergabung dan dicalonkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"PPP tidak miliki tokoh yang bisa dijadikan bergaining power ke calon mitra koalisi, ini menjadikan Sandiaga sasaran manis bagi PPP," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

"Kehadiran tokoh populer diperlukan bagi PPP untuk mendongkrak ketertinggalan elektabilitas," ujarnya lagi.

Baca juga: Mardiono Ungkap Alasan PPP Naksir Sandiaga Uno untuk Jadi Capres

Diketahui, dalam survei terkini Litbang Kompas, posisi elektabilitas PPP memang tertinggal jauh dari partai lainnya.

Bahkan, elektabilitas partai berlambang kabah ini berada di bawah parliamentary threshold atau ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Elektabilitas PPP hanya 2,3 persen.

Tak hanya populer, sosok Sandiaga juga dianggap memiliki daya logistik yang bisa membantu PPP menghadapi Pemilu 2024.

Akan tetapi, Dedi mengatakan, PPP perlu mencermati isu belakangan yang menerpa Sandiaga. Khususnya terkait polemik utang piutang dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Baca juga: Mardiono Ajak Sandi Gabung ke PPP untuk Jadi Capres, Bukan Ketum

Menurut Dedi, dana kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 justru bukan berasal dari Sandiaga.

Ia mengatakan, fakta ini akan memunculkan persepsi bahwa Sandiaga Uno minim logistik.

"Situasi ini juga perlu dipertimbangkan PPP. Jangan sampai mendapat tokoh yang seolah membantu, tetapi justru malah menjadi beban," kata Dedi.

Sebelumnya diberitakan, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono mengungkapkan alasannya ingin mengajak Sandiaga Uno bergabung dan mengusungnya sebagai calon presiden (capres).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas PAN dan PPP di Bawah Parliamentary Threshold

Pertama, menurut Mardiono, Sandiaga Uno dianggap sebagai figur yang berpengalaman memimpin organisasi.

"Pak Sandi track record-nya pernah memimpin organisasi-organisasi seperti Hipmi DKI Jakarta, panjanglah,” ujar Mardiono pada Kompas.com, Senin (20/2/2023).

Kedua, pengalaman politik Sandiaga cukup mumpuni ketika berkontestasi dalam Pilgub DKI Jakarta 2017, dan mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2019.

"Waktu menjadi calon wakil gubernur DKI cukup mendapatkan suara besar. Kemudian, ketika mendampingi Pak Prabowo jadi wakil presiden juga mendapatkan suara yang besar,” katanya.

Pencapaian itu, kata Mardiono, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia telah berinvestasi cukup lama pada Sandiaga Uno.

Oleh karenanya, PPP ingin mendorong Sandiaga Uno mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: PAN Punya Persentase Pemilih Tetap Terbanyak, Diikuti PDI-P dan PPP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com