Ia juga memungkinkan warga bisa menjadi sejarawan pemula yang dapat menciptakan momen penting, dengan perspektif baru yang kerap tidak dilaporkan oleh media-media massa arus-utama.
Dalam rangka penguatan perannya pada era post-truth, jurnalisme warga harus komitmen atas kewajibannya untuk memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh informasi; menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinekaan.
Jurnalisme warga juga harus senantiasa mampu mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar; melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum; serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Jurnalisme warga sebagai salah satu varian dari produk jurnalisme, juga harus menaati Kode Etik Jurnalistik, dan mengabdi kepada kepentingan publik.
“Demi publik, untuk Republik”, bukan untuk perorangan dan/atau kelompok. Jangan sampai terjadi, jurnalisme warga juga ikut-ikutan menjadi media penyebar sentimen SARA, ujaran kebencian, berita bohong/palsu (hoax, fake) dan semacamnya yang banyak ditemukan di media-media sosial.
Tidak ada salahnya pula, jika kemudian bisa diinisiasi pembentukan “organisasi jurnalis warga”, seperti halnya organisasi wartawan pada media-media arus-utama.
Jika organisasi ini bisa dibentuk, maka hak, kewajiban, dan sanksi bisa diformalisasikan dalam ketentuan perundang-undangan, yang bisa mengikat bagi setiap anggotanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.