Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/02/2023, 12:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat pada 7 Februari 2023, organisasi masyarakat (ormas) Nahdlatul Ulama (NU) genap berusia satu abad berdasarkan perhitungan penanggalan Hijriah.

Peringatan hari kelahiran NU kali ini digelar di Stadion Gelora Delta, Sidoarja, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

Sejumlah pejabat negara turut hadir dalam momentum peringatan ini, di antaranya Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Ada pula Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-11 dan ke-13 RI Jusuf Kalla.

Turut hadir para tokoh NU sebagai tuan rumah, yakni Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan jajaran Rais Am NU.

Kisah Resolusi Jihad

Foto KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.KOMPAS.COM/Tebuireng Online Foto KH. Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.
Dalam perjalanannya, NU mempunyai peran besar bagi nusa dan bangsa, terutama pada saat masa-masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peran ini terlihat pada 21 dan 22 Oktober 1945, saat pengurus NU se-Jawa dan Madura menggelar pertemuan di Surabaya.

Pertemuan dilakukan untuk menyatakan sikap setelah mendengar tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng Sekutu.

Akhirnya, KH Hasyim Asy'ari menyerukan sebuah deklarasi "Resolusi Jihad".

Baca juga: Jokowi: NU Harus Terdepan Membaca Gerak Zaman

Hasyim Asy'ri dikenal sebagai pendiri dan sesepuh NU yang memiliki peran signifikan terhadap kemerdekaan Indonesia.

Tepat pada 22 Oktober 1945, Hasyim Asy'ari menyerukan imbauan kepada para santri untuk berjuang demi Tanah Air.

Resolusi itu disampaikan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Hasilnya, resolusi ini membawa pengaruh yang besar.

Menurut laman KPS.go.id yang dikelola Kantor Staf Presiden, dampak besar terasa setelah Hasyim Asy'ari menyerukan resolusi itu.

Baca juga: 1 Abad Nahdlatul Ulama, Wapres Harap NU Berkembang Sesuai Zaman

Rakyat dan santri kemudian melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya.

Banyak santri dan massa Nahdliyin yang aktif terlibat dalam pertempuran ini.

Resolusi tersebut berhasil memberi energi dan semangat patriotisme yang sangat dahsyat kepada umat Islam pada saat itu.

Arek-arek Suroboyo terbakar semangatnya. Bung Tomo juga tambah membakar semangat dari mereka.

Hingga akhirnya, perjuangan itu menewaskan pimpinan Sekutu, Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.

Mallaby tewas dalam pertempuran yang berlangsung pada 27-29 Oktober 1945. Hal inilah yang memicu pertempuran 10 November 1945.

Hari Santri Nasional

Untuk mengenang deklarasi Resolusi Jihad tersebut, Jokowi akhirnya menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

Jokowi menetapkannya pada 21 Oktober 2015 dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri.

"Saya menyatakan secara resmi tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional," ujar Jokowi saat mendeklarasikan Hari Santri Nasional di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (21/10/2015).

Baca juga: Kilas Balik Sejarah NU dan Profil Singkat Para Ulama Pendirinya

Menurut Jokowi, kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari semangat jihad kebangsaan atau semangat jihad untuk kemerdekaan yang hidup di dada setiap elemen bangsa.

Sejarah telah mencatat bahwa para santri telah mewakafkan hidupnya untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Penetapan Hari Santri Nasional dimaksudkan agar semua elemen, khususnya para santri, dapat meneladani semangat jihad cinta Tanah Air, rela berkorban untuk bangsa dan negara.

Jokowi berharap, para santri di dalam dan di luar pesantren menanamkan jiwa religius dan kebangsaan.

"Saya harap para santri terus berjuang untuk tumpah darah Indonesia, dan selalu ingat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi bangsa dan negara dalam menghadapi hambatan," kata Jokowi.

Beri warna

Sementara itu, Jokowi dalam sambutannya pada peringatan satu abad NU menyampaikan terima kasih atas peran NU untuk bangsa dan negara.

"Atas nama rakyat Indonesia, saya mengucapkan tahniah dan syukur, mengucapkan tasyakur terima kasih, dan bersyukur atas peran NU untuk bangsa dan negara," ujar Jokowi dikutip dari siaran langsung YouTube NU TV.

Baca juga: Jokowi: Selama Satu Abad NU Memberikan Warna yang Luar Biasa untuk Indonesia

"Selama satu abad NU telah memberikan warna yang luar biasa untuk ibu pertiwi Indonesia. Keislaman dan ke-Indonesiaan, keislaman dan kebangsaan, persatuan dan kesatuan, serta kerukunan dalam keberagaman," kata Jokowi.

Jokowi berharap, ketika memasuki abad keduanya, NU bisa tumbuh semakin kokoh.

NU juga diharapkan terus menjadi teladan dalam keberislaman yang moderat, dan memberikan contoh hidup adab Islam yang baik.

Selain itu, NU diharapkan bisa membantu mendorong akhlakul kharimah dan adat ketimuran, tata karma, unggah-ungguh, etika yang baik, serta adab yang baik.

"Dan menjaga toleransi, menjaga persatuan, menjaga kegotongroyongan, serta terus mengikuti perkembangan zaman," ujar Jokowi.

(Penulis: Singgih Wiryono, Dian Erika Nugraheny | Editor: Novianti Setuningsih)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 22 Maret Hari Memperingati Apa?

Tanggal 22 Maret Hari Memperingati Apa?

Nasional
PKB: KIR dan KIB Membuka Diri, Lihat Finalnya seperti Apa

PKB: KIR dan KIB Membuka Diri, Lihat Finalnya seperti Apa

Nasional
PDI-P: Sebagai Partai yang Menang Pemilu Dua Kali, Target Kami Capres Kader Internal

PDI-P: Sebagai Partai yang Menang Pemilu Dua Kali, Target Kami Capres Kader Internal

Nasional
Eks Kabareskrim Susno Duadji Ingin Perbaiki Kebijakan Hukum jika Terpilih Jadi Anggota DPR

Eks Kabareskrim Susno Duadji Ingin Perbaiki Kebijakan Hukum jika Terpilih Jadi Anggota DPR

Nasional
Soal Parpol Baru Gabung Koalisi Perubahan, Nasdem: Sebelum Ijab Kabul Masih Bisa Saling Goda

Soal Parpol Baru Gabung Koalisi Perubahan, Nasdem: Sebelum Ijab Kabul Masih Bisa Saling Goda

Nasional
PKS Apresiasi Mahfud yang Bolehkan Bicara Politik Kebangsaan di Masjid

PKS Apresiasi Mahfud yang Bolehkan Bicara Politik Kebangsaan di Masjid

Nasional
Nasdem Akui Gencar Dekati Parpol Baru Bakal Koalisi Pengusung Anies

Nasdem Akui Gencar Dekati Parpol Baru Bakal Koalisi Pengusung Anies

Nasional
Pengamat Sebut Instruksi Polri soal Larangan Gaya Hidup Mewah Hanya Omong Kosong

Pengamat Sebut Instruksi Polri soal Larangan Gaya Hidup Mewah Hanya Omong Kosong

Nasional
Gerindra Sebut Kemungkinan Golkar Bergabung dengan Koalisinya Bukan Hal yang Mustahil

Gerindra Sebut Kemungkinan Golkar Bergabung dengan Koalisinya Bukan Hal yang Mustahil

Nasional
Cegah Kasus Guntur Hamzah Terulang, MKMK Minta MK Bikin SOP Hakim Ubah Putusan Saat Dibacakan

Cegah Kasus Guntur Hamzah Terulang, MKMK Minta MK Bikin SOP Hakim Ubah Putusan Saat Dibacakan

Nasional
Kepala AL Australia Tegaskan Kerja Sama AUKUS Tidak Akan Ubah Komitmen Australia-Indonesia soal Keamanan Laut

Kepala AL Australia Tegaskan Kerja Sama AUKUS Tidak Akan Ubah Komitmen Australia-Indonesia soal Keamanan Laut

Nasional
Kakorlantas: Saat Lebaran Akan Diterapkan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan dan Pelabuhan Penyebrangan Merak

Kakorlantas: Saat Lebaran Akan Diterapkan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan dan Pelabuhan Penyebrangan Merak

Nasional
Wamenhan dan KSAL Dianugerahi Brevet Wing Penerbang Kehormatan Kelas I

Wamenhan dan KSAL Dianugerahi Brevet Wing Penerbang Kehormatan Kelas I

Nasional
MKMK Minta Putusan MK yang Diubah Guntur Hamzah Diperbaiki

MKMK Minta Putusan MK yang Diubah Guntur Hamzah Diperbaiki

Nasional
Menang di Bawaslu, PRIMA: Hanya Butuh Dokumen 100 Anggota untuk Lolos Verifikasi Administrasi

Menang di Bawaslu, PRIMA: Hanya Butuh Dokumen 100 Anggota untuk Lolos Verifikasi Administrasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke