Tak kalah penting, duta besar harus terbuka dengan banyak hal baru. Duta besar dituntut untuk terus learn, unlearn, dan relearn.
Ia juga harus terus update dan belajar tentang perkembangan suatu negara dan regional tempat negara yang ditugaskan.
Alasan duta besar kita mampu mengemban amanah - mengontekstualisasi penelitian dari Terrel & Rosenbusch (2013) - adalah karena rasa ingin tahu, terbuka pada pengalaman baru, dan punya keinginan untuk belajar.
Deffler, et.al. (2016) menemukan bahwa pemimpin yang humble dapat mendeteksi dengan lebih baik bias atau error dalam pemikirannya.
Satu hal yang unik dari duta besar adalah perannya yang intangible: tidak sepenuhnya dapat selalu terlihat, tetapi bisa dirasakan sepak terjangnya.
Meskipun tidak terlihat, duta besar bekerja keras di balik layar untuk memastikan kepentingan Indonesia terpenuhi dan menjalin hubungan yang harmonis dengan negara sahabat.
Selama beberapa tahun terakhir, duta besar kita telah menunjukkan kiprahnya yang luar biasa. Kepemimpinan mereka yang berorientasi kepentingan nasional dan global.
Duta besar Indonesia dilintas negara telah mendemonstrasikan kepemimpinan yang patut menjadi contoh bagi kita semua, khususnya anak muda.
Di Selandia Baru, Tantowi Yahya - yang sekarang tak lagi menjabat sebagai duta besar - meninggalkan jejak penting yang jadi acuan bagi duta besar lainnya.
Ia melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, khususnya dalam ekspor-impor. Salah satunya adalah gelaran Pacific Expo yang digelar pada 2019 dan 2021.
Expo ini jadi wadah untuk memperkenalkan Indonesia sebagai negara pasifik. Indonesia punya banyak daerah yang ada di Samudera Pasifik, seperti Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Expo ini jadi ajang yang tepat untuk menegaskan Indonesia sebagai bagian dari keluarga pasifik.
Di samping itu, Tantowi Yahya berhasil membangun hubungan harmonis dengan pejabat penting di Selandia Baru melalui musik.
Bersama beberapa tokoh strategis, pada 2020, duta besar membuat album musik dengan melibatkan Menteri Pertahanan, Ron Mark.
Lalu, ada politisi sekaligus wakil ketua oposisi di parlemen Selandia Baru, Shane Reti. Berikutnya ada Caai-Michelle, musisi terkenal dengan julukannya, Maori Songstress. Terakhir, ada aktivis HAM yang sering menyuarakan kemerdekaan di Papua, Louisa Wall.
Tokoh yang terakhir disebutkan konsisten menyuarakan isu sensitif seperti Papua merdeka. Namun, setelah berhubungan baik dengan duta besar, ada perubahan sikap dari Louisa.
Dia lebih memilih mendiskusikannya terlebih dahulu dengan duta besar ketika membicarakan isu Papua.
Kemudian, menuju ke negara Afrika, Kedutaan Besar RI Addis Abbaba mengadakan pelatihan pengolahan eceng gondok dan kacang kedelai bagi masyarakat di negara Ethiopia.
Duta Besar Al Busyra Basnur mengatakan bahwa Ethiopia memiliki potensi besar di sini, namun tidak mengetahui cara mengolahnya.
Para ahli dari Indonesia diturunkan untuk memberi tahu cara mengolah eceng gondok dan kacang kedelai. Setelah pelatihan, sejumlah pengusaha dari Ethiopia mengunjungi Indonesia untuk melihat lebih dekat pengolahan eceng gondok dan tempe.
Selain melaksanakan “diplomasi” eceng gondok dan tempe, KBRI di Ethiopia bekerja sama dengan Oromia State University membuka Institute of Afro-Indonesia.
Mengutip Republika, menurut Duta Besar Al Busyra Basnur, institut ini punya peran penting untuk meneruskan semangat dan komitmen Konferensi Asia-Afrika 1955.
Menuju ke Inggris, Kedutaan Besar RI di London menyelenggarakan festival Rice and Spice pada September 2022 di Colchester, Essex, Inggris.
Festival tersebut sebagai wadah untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia, sehingga semakin banyak warga Inggris yang mengenal budaya Nusantara. Festival ini bersifat multi-budaya dan dihadiri oleh lebih dari 12 komunitas dan negara.
Satu bulan setelah pagelaran Rice and Spice, KBRI kembali menggelar acara kebudayaan. Bekerja sama dengan Bank BNI, BRI, dan Mandiri, Kedutaan Besar RI menyelenggarakan acara Indonesia Experience.
Di program ini, warga Inggris bisa belajar lebih banyak tentang kebudayaan Indonesia. Selain itu, menurut Duta Besar Inggris, Desra Percaya, acara ini baik untuk lebih mempromosikan Indonesia ke warga Inggris. Terlebih, hubungan kedua negara ini sangat kokoh.
Bergerak ke Tiongkok, pada November 2022, Indonesia dan Tiongkok sepakat menandatangani kerja sama senilai Rp 125,6 triliun. Kerja sama ini melibatkan perusahaan-perusahaan dan asosiasi bisnis di Indonesia dan di Tiongkok.
Menteri Perdagangan Indonesia mengapresiasi peran KBRI Indonesia di Beijing, Atase Perdagangan, dan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Shanghai atas upayanya meningkatkan kerja sama ekonomi.
Ketika Indonesia menjadi ketua G20, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun aktif menyampaikan isu-isu yang jadi fokus Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan mengadakan diskusi dengan Center for China & Globalization.
Sementara di benua biru, Duta Besar Darmansyah Djumala, yang pernah menjadi Duta Besar untuk Austria dan Slovenia serta perwakilan tetap di PBB, berusaha dengan maksimal mempromosikan kebudayaan Indonesia.