Sebab, dirinya menulis tujuh poin di dalam perjanjian tersebut.
"Oh kalau itu ada, ada. Kebetulan saya men-draf, saya menulis, dan ada tujuh poin. Kalau itu urusannya, urusan pilkada," kata Fadli Zon.
Baca juga: Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Prabowo-Anies-Sandi
Kemudian, mencuat pula perjanjian terkait utang piutang antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebesar Rp 50 miliar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa.
Erwin adalah salah satu sosok pendukung di barisan Anies-Sandi ketika Pilgub DKI Jakarta 2017.
Terkait hal itu, Fadli Zon mengaku tidak tahu menahu. Ia mempersilakan agar ditanyakan langsung kepada Sandiaga Uno.
"Saya juga tidak tahu. Tanya Pak Sandiaga," ucap Fadli Zon.
Baca juga: Profil Erwin Aksa yang Ungkap Perjanjian Utang Piutang Anies-Sandiaga
Saat dikonfirmasi, Sandiaga Uno malah mengaku belum membaca pernyataan Erwin Aksa tersebut.
"Saya baca dulu," ujar Sandiaga saat ditemui di lokasi yang sama.
"Belum bisa kasih statement," katanya sambil berlalu.
Sandiaga Uno mengungkit soal sebuah perjanjian politik yang pernah diteken olehnya, Anies, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sandiaga mengungkit tentang keberadaan perjanjian itu saat menjadi pembicara dalam siniar (podcast) Akbar Faizal Uncensored yang ditayangkan pada Sabtu (27/1/2023).
Menurut Sandiaga, perjanjian itu ditulis tangan oleh politikus Gerindra, Fadli Zon, menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 silam, dan dilengkapi dengan meterai.
"Ditulis tangan sih itu. Jadi perjanjian itu perjanjian yang menurut saya memikirkan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan saat itu kita mencalonkan, kepentingan apa yang Pak Prabowo harapkan kepada kita berdua (dia dan Anies) dan poinnya," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (30/1/2023).
"Perjanjian itu sih legal. Ditandatangani bertiga (Prabowo, Sandi dan Anies) dan seingat saya ada meterainya," ujarnya lagi.
Baca juga: Respons Sandiaga soal Perjanjian Utang Piutang dengan Anies Saat Pilkada DKI 2017