Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh Manuver ke Golkar, Pengamat: Sulit Bayangkan Nasdem Terus Usung Anies

Kompas.com - 02/02/2023, 16:25 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno mengatakan, sulit untuk membayangkan Partai Nasdem akan terus mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) hingga Pilpres 2024.

Hal tersebut berkaitan dengan manuver yang dilakukan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ke Kantor Partai Golkar.

Bahkan, Surya Paloh juga berkunjung ke Istana Negara untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kalau melihat, rasa-rasanya sepertinya sulit kita membayangkan 100 persen Nasdem itu akan terus usung Anies hingga tuntas," ujar Adi saat dihubungi, Kamis (2/2/2023).

Baca juga: Surya Paloh Ingin Bertemu Megawati, PDI-P: Kami Sangat Welcome

Adi menyampaikan, dalam berbagai kesempatan, khususnya ketika bertemu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Paloh terus menegaskan bahwa Nasdem solid dan ingin tetap menjadi koalisi pemerintah.

Sementara itu, pada saat yang sama, Anies Baswedan terus melakukan safari politik ke berbagai daerah.

"Di sinilah sebenarnya ke depan akan diuji apakah kekuatan lobi kubu pemerintah akan bisa mempengaruhi Nasdem supaya Nasdem kembali ke barisan politik pemerintah, tentu dengan catatan tidak mendukung Anies," ujar dia.

"Atau sebaliknya, Nasdem akan terus ngotot melawan politik pemerintah dan pisah jalan di 2024," kata Adi.

Oleh karena itu, Adi memprediksi, bisa saja Nasdem tidak akan ngotot lagi untuk membentuk Koalisi Perubahan bersama PKS dan Demokrat.

Dia menduga, Nasdem bisa saja masuk ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau koalisi Gerindra-PKB.

"Kalau KIB berkoalisi sama Nasdem tidak mungkin. Kenapa enggak mungkin? Kalau Nasdem masih ngotot mengusung Anies Baswedan, saya rasa KIB itu tidak mungkin akan bergabung dengan Nasdem," ujar dia.

Baca juga: Manuver Nasdem ke Golkar Dinilai untuk Jaga Hubungan dengan Istana

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyampaikan alasannya lebih memilih bertemu Partai Golkar ketimbang bakal mitra koalisinya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

Menurut dia, pertemuan dengan Golkar menjadi prioritas utama Partai Nasdem saat ini.

“Kenapa harus berkunjung ke Golkar? Prioritas bagi Nasdem. Ada satu romantisme, ada satu perjalanan. Sejarah perjalanan hidup saya pribadi dalam usia yang saya capai sampai saat ini,” ujar Surya di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Ia mengaku telah bergabung dengan Partai Golkar sejak berusia 16 tahun.

Sebelum keluar dan mendirikan Nasdem, Surya mengaku telah berkiprah selama 43 tahun di partai beringin tersebut.

“Jadi terlepas apa pun yang jadi kekurangan satu sama lain, tapi modal kebersamaan, catatan sejarah, saling pemahaman, ya enggak salah dibilang alumni Golkar,” ujar dia.

Surya menyampaikan, ia tak menemui elite PKS dan Demokrat karena masih melakukan penjajakan kesepakatan koalisi.

“Yang lain, kita memang baru mencoba, baru mencoba,” ucap dia.

Baca juga: Bukan ke Demokrat dan PKS, Ini Alasan Surya Paloh Lebih Memilih Temui Golkar

Surya lantas mengatakan, pihaknya membuka kemungkinan untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang dihuni Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

“Apa perlu, akan mungkin bergabung dengan KIB? Ya sama-sama mungkin, mungkin KIB juga bergabung sama Nasdem kan. Jadi kemungkinan itu masih terbuka,” ujar Paloh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com