PDI Perjuangan (PDI-P) angkat bicara terkait pertemuan Paloh dan Jokowi. PDI-P mewanti-wanti agar pertemuan tersebut tidak disalahgunakan untuk kepentingan politik sesaat.
"Pak Jokowi selalu membuka pintu istana, dialog untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto di Kantor DPC PDI-P Kota Bandung, Bandung, Jawa Barat, Jumat kemarin.
"Tapi, ketika dialog itu ada yang menyalahgunakan hanya untuk kepentingan politik sesaat, hanya untuk kepentingan partainya, maka Jokowi punya kewenangan untuk mengambil suatu tindakan strategis seuai kewenangan presiden," ujarnya lagi.
Hasto menilai, pertemuan Paloh dan Jokowi sekadar pertemuan antar pimpinan partai politik dengan kepala negara.
Ia juga mengungkapkan bahwa Jokowi bakal mengumpulkan atau bertemu pimpinan partai politik, sebelum mengambil keputusan penting.
"Misal akan ada reshuffle, Pak Jokowi melakukan pemberitahuan. Tapi, pertemuan dengan Pak Surya Paloh ya bagaimana pertemuan dengan ketum parpol yang lain," kata Hasto.
Sehari setelah Paloh dan Jokowi menggelar pertemuan, serta kunjungan petinggi Nasdem ke Sekber Gerindra-PKB, Anies menggelar pertemuan dengan tim kecil bakal Koalisi Perubahan bersama Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Pertemuan ini digelar di Pendopo Anies, Lebak Bulus, Jakarta, Jumat.
Usai pertemuan tersebut, Anies mengklaim tim kecil ini tetap akan solid untuk memuwujudkan Koalisi Perubahan.
"Guyub suasananya, solid, siap untuk bergerak bersama,” ujar Anies, Jumat kemarin.
Baca juga: Anies Gelar Pertemuan dengan PKS, Nasdem, dan Demokrat di Lebak Bulus
Menurutnya, selama ini tim kecil ini rutin menggelar pertemuan setiap pekan. Artinya, penjajakan Koalisi Perubahan terus berjalan hingga saat ini.
"Biasanya, kegiatan kumpul-kumpul kita enggak terliput, kali ini terliput," kata Anies.
Sementara itu, perwakilan Anies dalam tim kecil bakal Koalisi Perubahan, Sudirman Said mengungkapkan pertemuan kali ini spesifik membahas kesungguhan Demokrat mendukung Anies sebagai bacapres.
"Nah, kita ingin mendengar penjelasan langsung dari teman-teman Demokrat tapi juga mungkin nanti dari PKS, dan mungkin disusul dengan Partai Nasdem," kata Sudirman.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin meyakini pertemuan Paloh dan Jokowi mempunyai maksud, salah satunya berkaitan dengan langkah Nasdem yang mengusung Anies sebagai bacapres.