Seperti kita ketahui bahwa masih banyak peristiwa pelanggaran HAM berat masa lalu yang kebenarannya hingga saat ini patut untuk dipertanyakan.
Informasi terkait latar belakang pembantaian 1965 – 1966, peristiwa penembakan misterius (Petrus), peristiwa Talangsari, atau peristiwa Tanjung Priok selalu dinarasikan sebagai bentuk tindakan pengamanan yang dilakukan aparat untuk menghalau serangan dari kelompok masyarakat yang berpotensi mengganggu stabilitas Negara.
Narasi itulah yang selama ini secara turun temurun diterima oleh masyarakat sebagai sebuah kebenaran dan alasan pembenar dari tindakan agresif yang dilakukan oleh penguasa.
Selain keluarga korban yang harus ikut menanggung luka serta sanksi pengucilan masyarakat, ketiadaan upaya pelurusan sejarah sebagai upaya perwujudan keadilan historis hanya akan membuat upaya penuntasan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu menjadi semu.
Mengambil contoh seperti penuntasan pelanggaran HAM berat masa lalu yang terjadi di Cile. Sebuah komisi berhasil mengungkap kekejaman rezim Pinochet ketika berkuasa dan membersihkan nama baik korban pembunuhan massal yang selama ini dianggap sebagai pemberontak negara.
Melalui pelurusan sejarah Negara tidak hanya sedang berupaya menulis ulang kejadian sesungguhnya yang terjadi pada masa lalu atas nama kebenaran, namun juga hendak memberikan bekal pembelajaran bagi masa depan seluruh anak bangsa.
Lebih dari itu, perwujudan keadilan historis diharapkan akan menjadi salah satu komponen yang semakin memperkokoh persatuan dengan memperkecil ruang saling curiga di antara anak bangsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.