Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, ucapan Megawati soal nasib Jokowi jika PDI-P tak ada bukan sebatas candaan.
Lewat pernyataan itu, Megawati dinilai sedang menunjukkan kekuatannya sebagai pimpinan tertinggi partai.
"Megawati ingin menunjukkan bahwa dirinya punya power yang lebih besar dibanding Jokowi," kata Umam kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).
Pada saat yang sama, kata Umam, pernyataan itu juga bisa diartikan sebagai peringatan agar Jokowi tak lupa akan jasa-jasa Megawati mengantarkan dia ke tampuk tertinggi kekuasaan.
Oleh karenanya, mantan Wali Kota solo itu diminta tetap tunduk kepada Mega dan tak membuat banyak manuver politik.
"Artinya, Megawati ingin memperingatkan Jokowi agar tidak 'bermain sendiri' hingga melewati batas-batas kewenangan yang seharusnya dikendalikan Megawati sebagai pimpinan PDI-P," ucap Umam.
Menurut Umam, pernyataan Megawati itu tak lepas dari giatnya Jokowi bicara soal pencapresan baru-baru ini. Oleh publik, presiden bahkan dianggap memberikan dukungan buat Prabowo dan Ganjar untuk pemilu mendatang.
Di mata Megawati, manuver Jokowi itu bisa dinilai melewati batas. Apalagi, Megawati telah berulang kali menegaskan bahwa keputusan PDI-P terkait pencapresan menjadi hak prerogatifnya sebagai pimpinan tertinggi partai.
Baca juga: Heran Banyak Media Meliput HUT Ke-50 PDI-P, Megawati: Nungguin Capres? Enggak Ada!
"Secara tidak langsung, Megawati ingin mengingatkan Jokowi agar tidak neko-neko, jangan melawan keputusan dan jangan mendikte sikap politik Mega," kata Umam.
Bagaimanapun, lanjut Umam, Jokowi merupakan "petugas partai" di PDI-P. Di internal partai, jabatannya tak lebih tinggi dari Megawati, sang ketua umum.
"Karena itu wajar Megawati gerah jika Jokowi asyik menggocek bola sendiri tanpa mengumpankan bola ke PDI-P, sembari berharap PDI-P mengikuti langgam permainan yang Jokowi orkestrasi," tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.