JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, imunitas masyarakat Indonesia lebih baik daripada China dalam menghadapi Covid-19.
Imunitas ini didapat dari kebijakan penanganan Covid-19 yang dipilih di dalam negeri, yaitu kebijakan gas dan rem. Masyarakat tetap diberikan keleluasaan untuk bergerak sehingga infeksi yang terjadi usai mendapat vaksinasi bersifat alamiah.
Sedangkan China mengambil kebijakan nol Covid-19 (zero Covid-19) yang sangat ketat sehingga warga sulit melakukan mobiliassi.
Hal ini membuat Indonesia jauh lebih beruntung dibanding China dalam penanganan Covid-19.
"Indonesia karena (kebijakannya) tidak terlalu tertutup, jadi membiarkan secara natural orang yang sudah divaksin terinfeksi, itu enggak apa-apa. Kalau orang sudah vaksin kemudian terinfeksi, justru menjadi lebih kuat," kata Budi saat ditemui di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2022).
Baca juga: Turis dari China Dilarang Masuk Maroko, Cegah Gelombang Baru Covid-19
Budi menuturkan, infeksi yang terjadi secara alami setelah mendapat vaksinasi Covid-19, membuat imunitas semakin kuat. Sehingga, ketika muncul subvarian baru Covid-19, antibodi dalam tubuh masyarakat sudah mampu melawan virus tersebut.
Dengan demikian, tidak ada kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia seperti yang terjadi di China saat ini.
"(Kekebalan) itu enggak terjadi di China sehingga saat mereka buka, outbreak. Dibandingkan dengan Indonesia yang ada beruntungnya juga karena kita sudah kena infeksi alamiah," tutur Budi.
Budi menyampaikan, imunitas yang tinggi juga terjadi karena besarnya populasi di Indonesia. Besarnya populasi ini, membuat akselerasi vaksinasi hingga dosis ketiga pun semakin tinggi.
"Indonesia ada untungnya juga kenapa imunitas populasi kita tinggi, karena vaksinasinya tinggi dan infeksinya juga tinggi. Dan secara ilmiah, kombinasi imunitas orang yang sudah divaksin, kemudian kena Covid-19 imunitasnya paling tinggi dan paling tahan lama," ucapnya.
Baca juga: UPDATE 2 Januari 2023: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Kedua 74,48 Persen, Ketiga 29,23 Persen
Lebih lanjut Budi menuturkan, imunitas yang tinggi ini membuat pemerintah belum memutuskan memperketat pintu masuk untuk warga negara asing, utamanya dari negara dengan kasus tinggi seperti China, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut.
Apalagi, ketiga varian yang mendominasi di China sudah hadir ke Indonesia. Namun, varian-varian baru ini tidak menyebabkan kenaikan di dalam negeri karena imun masyarakat jauh lebih baik.
"BF.7 sudah 15 (kasus) dan tidak ada pergerakan lain. Jadi kita merasa tidak perlu mengetatkan kegiatan atau mengurangi, membatasi, kegiatan masyarakat karena imunitasnya sudah tinggi," jelas Budi.
Baca juga: PPKM Dicabut, Ridwan Kamil Minta Masyarakat Tetap Siaga Covid-19
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo memutuskan menghentikan PPKM pada Jumat (30/12/2022). Pencabutan PPKM dilakukan saat kasus Covid-19 di berbagai negara kembali tinggi.
Jokowi beralasan, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah melandai, berkaca dari kasus harian Covid-19 pada 27 Desember 2022 yang hanya 1,7 kasus per 1 juta penduduk.
Ia menyebutkan, positivity rate mingguan juga sudah berada di angka 3,3 persen, kemudian bed occupancy rate 4,79 persen, serta angka kematian 2,39 persen.
"Lewat pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan angka-angka yang ada maka pada hari ini pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.