Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CSIS: Penataan Dapil oleh KPU Pengaruhi Nasib Parpol Senayan di 2024

Kompas.com - 22/12/2022, 20:49 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes memprediksi bahwa desain daerah pemilihan (dapil) yang akan disusun Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan memengaruhi nasib elektoral partai politik (parpol) yang selama ini berkuasa di parlemen

"Pilihan (dapil seperti apa) yang akan diambil KPU tentu akan memberi efek pada suara partai. Level (dampaknya) tergantung kebijakannya," kata Arya dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Kamis (22/12/2022).

Sebagai informasi, sejak tahun 2008, dapil DPR RI ditentukan oleh DPR RI, tanpa kriteria yang akuntabel, lewat UU Pemilu.

Kemudian, mulai 2017, DPR RI lewat UU Pemilu teranyar mengatur bahwa mereka turut berwenang menetapkan dapil DPRD provinsi, juga tanpa parameter yang jelas.

Baca juga: Parpol Diprediksi Akan Berupaya Intervensi KPU untuk Cawe-cawe Penentuan Dapil

Mahkamah Konstitusi (MK) lewat putusan nomor 80/PUU-XX/2022, Selasa (20/12/2022), membatalkan kewenangan parlemen menentukan dapil dan menyerahkannya ke KPU RI sebagai otoritas penyelenggara pemilu.

Hal ini menyebabkan tak sedikit dapil DPR RI dan DPRD provinsi dalam lewat Lampiran III dan IV UU Pemilu, disebut bermasalah.

Sebab, terdapat beberapa wilayah yang dipaksakan digabung sebagai satu dapil hanya demi memenuhi alokasi kursi minimal, tanpa memperhatikan latar belakang sosiologis wilayah itu yang berbeda.

Hal ini terjadi pada Dapil Jawa Barat III, di mana Kota Bogor dipaksa satu dapil dengan Kabupaten Cianjur. Padahal, karakteristik kedua wilayah berlainan dan disekat oleh wilayah Kabupaten Bogor.

Dapil Kalimantan Selatan II juga setali tiga uang. Kota Banjarmasin dipaksa bergabung dalam dapil yang sama dengan Tanah Bumbu, Tanah Laut, dan Kotabaru.

Baca juga: KPU Didesak Transparan Menyusun Dapil untuk Cegah Diintervensi Parpol

Di samping itu, dapil seharusnya juga mencerminkan rasio yang proporsional antara jumlah penduduk dengan alokasi kursi parlemen.

Kenyataannya, beberapa daerah seperti Sulawesi justru alokasi kursinya kurang, sedangkan daerah lain seperti Jawa Barat 7 dan Banten justru kelebihan alokasi kursi. Hal ini menyebabkan ada dapil yang kurang terwakili (under-represented) dan kelebihan wakil (over-represented).

Model kebijakan dan dampaknya pada nasib parpol

Arya mengatakan, terdapat tiga kemungkinan KPU RI menyusun dapil dalam waktu dekat.

Pertama, KPU hanya menata ulang sedikit dapil yang kontroversial. Jika ini yang terjadi, maka parpol parlemen diprediksi tak akan terganggu, karena dapil tak banyak berubah.

"Kalau KPU mengambil status quo. Dugaan saya, efek ke suara partai tidak terlalu banyak berpengaruh, terutama pada partai parlemen. Setelah kita melakukan pemilu secara demokratis, 5 kali pemilu pascareformasi, sudah terbentuk stabilitas suara pemilih," kata Arya.

Baca juga: KPU Targetkan Dapil DPR dan DPRD Provinsi Ditetapkan Februari 2023

Kedua, KPU menata ulang sejumlah dapil yang bermasalah dari segi proporsionalitas jumlah penduduk dan alokasi kursi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com