Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Soal Elektabilitas 3,2 Persen Versi SMRC: "Inalillahi Wainalilahi Rojiun" Dong

Kompas.com - 20/12/2022, 11:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem memilih tak mempercayai hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Berdasarkan survei tersebut, elektabilitas Nasdem hanya 3,2 persen sehingga berpotensi tidak lolos ambang batas parlemen.

"Ya biasa-biasa saja, santai sajalah. SMRC itu kan di semua survei terhadap Nasdem tidak pernah benar," kata Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/12/2022).

Baca juga: Nasdem: Jika Dipercaya untuk Memerintah, Anies Tidak Akan Sok-sokan atau Jadi Jagoan

"2014 dia bilang kami enggak lolos, 2019 kami enggak lolos, tapi kami 10 persen, gimana saya mau percaya lagi dia," lanjut Ali.

Sembari berkelakar, ia mengatakan, dengan demikian peserta pemilu mendatang akan berkurang.

"Waduh, enggak lolos dong kami. Berarti inalillahi wainalilahi rojiun dong. Kurang dong peserta Pemilu 2024," kelakar Ali.

Lebih lanjut, Ali menilai bahwa setiap survei pasti memiliki perbedaan hasil atau rekaman data.

Ia pun membandingkan hasil survei SMRC dengan lembaga survei lainnya yang menyebut suara Nasdem di atas 7 persen.

"Ya kan kalau di Jawa kemarin kan Hanta Yuda (Poltracking Indonesia) itu DKI nomor 2, Banten nomor 2, Jawa Barat nomor 4, Timur nomor 5 atau 6. Pokoknya masih tinggi lah lebih di angka 7 persen kan," katanya.

Baca juga: Elektabilitas Anies Disebut Euforia Sesaat, Nasdem: Bebas Menafsirkan, 2024 Kita Lihat Hasilnya

"Nah bila kemudian SMRC 3,2 persen ya. Di atas ada Perindo. Menurut kau masuk akal gak?" lanjut Ali.

Kendati demikian, Nasdem tetap menganggap hasil survei SMRC adalah bagian dari produk ilmiah.

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa akademisi atau peneliti survei hendaknya harus jujur dalam melaksanakan tugasnya.

Baca juga: Dinilai Serba Tanggung Capreskan Anies, Nasdem Beri Penjelasan soal Makna Perubahan

"Ya kan. Jadi akademisi boleh salah, tapi jangan tidak jujur," ujarnya.

Terakhir, Ali tetap optimis Nasdem lolos parlemen 2024.

"Bukan cuma optimis, tapi pemenang," pungkas anggota Komisi III DPR itu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com