Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Yusuf ElBadri
Mahasiswa Program Doktor Islamic Studies UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengkaji Islam dan Kebudayaan

Indonesia Tanpa Buya Syafi'i dan Prof. Azra

Kompas.com - 16/12/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BUYA Syafi’i Maarif berpulang pada 22 Mei 2022 dalam usia 87 tahun di Yogyakarta. Tujuh belas minggu kemudian kepulangannya disusul oleh Prof. Azyumardi Azra dari RS Malaysia.

Waktu itu tanggal 18 September 2022. Ia menyusul ketika dalam perjalanan menuju ceramah di komunitas pemuda Islam Malaysia.

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra, saat memberikan siraman rohani pada perayaan syukuran dan peluncuran buku HUT Ke-50 Harian Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (28/6/2015).KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO(KRISTIANTO PURNOMO) Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra, saat memberikan siraman rohani pada perayaan syukuran dan peluncuran buku HUT Ke-50 Harian Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (28/6/2015).
Seolah punya janjian, kedua intelektual Muslim itu berpulang keharibaan Tuhan pada hari Minggu, hari di mana semua orang di Indonesia sedang bersantai.

Sehingga waktu bersantai itu terganggu oleh berita kepulangan mereka menuju alam keabadian.

Keduanya adalah tokoh, pemikir, dan sama-sama pernah menduduki jabatan paling bergengsi di bidang yang ditekuni.

Buya Syafi’i menjabat Ketua Umum Muhammadiyah periode 1998-2005 dan pada saat yang sama Prof. Azyumardi Azra menjabat sebagai Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006.

Setelah dua cendekiawan Muslim yang produktif menulis ini, Indonesia memang agak terasa lain. Sunyi, agak gelap, dan seolah berjalan tanpa arah dan tujuan.

Sebab selama ini, kepada Buya Syafi’i maupun Prof. Azra-lah harapan tertumpang untuk menyampaikan suara publik sebagai penerang jalan kereta besar bernama Indonesia.

Buya Syafi’i dan Prof. Azra terkenal dengan kritikan-kritikan yang tajam, apa adanya, elegan, berani, dan tanpa beban.

Inilah alasan utama kenapa suara dari dua cendekiawan lulusan Amerika itu ditunggu-tunggu ketika ada persoalan bangsa yang genting tentang Islam, demokrasi, pemberantasan korupsi, dan kemanusiaan.

Ketika Indonesia berada dalam suasana yang tak menentu seperti sekarang, pandangan dan pikiran kedua guru bangsa itu ingin benar kita mendengarnya.

Masalah utama Indonesia dalam enam bulan terakhir yang disorot publik adalah soal penengakan hukum, korupsi, dan tragedi kemanusiaan.

Biasanya bila ada persoalan bangsa yang besar dan penting, tetapi penyelesaiannya terhambat oleh berbagai kepentingan, beliau berdualah tumpuan publik untuk bicara.

Lidah kedua cendekiawan asal Sumatera Barat itu memang asin bagi pemerintah dan pemangku kebijakan di republik ini. Bila mereka sudah bicara, tak sedikit kebijakan yang akhir berubah atau paling tidak dibicarakan secara serius sebelum atau sesudah diputuskan.

Sekarang lidah asin Buya Syafi’i atau komentar tajam Prof. Azra sudah tidak ada. Sementara persoalan bangsa ini kian tambah runyam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Nasional
Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

Nasional
Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Nasional
Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com