Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Bom Bunuh Diri, Lagi

Kompas.com - 08/12/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Para ahli terorisme berpendapat bahwa serangan bom bunuh diri adalah taktik terorisme yang menakutkan (serangan bom bunuh diri pertama dilakukan 23 Oktober 1983 di Lebanon, yang menjadi korban marinir AS).

Karena serangan ini tidak hanya menghancurkan sasaran, tetapi lebih jauh lagi. Yakni, menciptakan suasana teror.

Itulah tujuan terorisme: menebar ketakutan, menciptakan kecemasan besar. Dan, dengan bom bunuh diri, mereka menyebarkan ketakutan ke tengah masyarakat.

Dengan kata lain, tujuan terorisme adalah menimbulkan efek psikologis, kerusakan psikologis. Efek psikologis ini akibatnya lebih jauh ketimbang menjadi korban langsung serangan. Misalnya, menjadi korban serangan rudal.

Kata Bruce Hoffman (The Atlantic Monthly, Juni 2003) secara umum, strategi pengebom bunuh diri adalah membuat orang paranoid dan xenofobia.

Ketika Irak, Suriah, dan Afganistan masih bergolak dalam tingkat tinggi, penggunaan "bom manusia" ini telah mengubah bentuk konflik.

"Bom manusia" (pengebom bunuh diri) telah menciptakan tidak hanya kekuatan kekerasan baru, tetapi juga kekuatan menakutkan (teror) baru ke tengah masyarakat.

Bom bunuh diri di ketiga negara itu, bisa terjadi di mana-mana: pasar, kantor pemerintah, kantor polisi, kendaraan umum, bahkan di tempat-tempat ibadah.

Budaya kematian

Mengapa mau menjadi pengebom bunuh diri? Mengapa ada orang yang memiliki (memilih) sikap atau perilaku agresif dan destruktif? Apakah, memang, nafsu-nafsu alamiah manusia itu cenderung membunuh? Pertanyaan seperti itu selalu muncul.

Ada yang beranggapan atau bahkan berkeyakinan bahwa pengebom bunuh diri adalah martir (syahid) heroik yang akan dihormati dalam kehidupan setelah kematian.

Karena itu, ISIS bersemboyan “mencintai kematian lebih dari mencintai kehidupan.” Kredo itu untuk memantapkan dirinya sebagai kelompok yang dapat membuka jalan menuju surga bagi para pengikutnya (Tony Blair Institute for Global Change, 13 September 2018).

Dalam bahasa Pedahzur, mereka yang mengagungkan misi bunuh diri, berusaha menciptakan "budaya kematian" di dalam masyarakat.

Inilah budaya tidak menghargai kehidupan. Berbeda dengan budaya kehidupan, yakni yang memberikan penghargaan tinggi terhadap martabat manusia; di mana hak hidup manusia akan dijunjung tinggi. Orang dianggap sebagai subjek dan bukan objek.

Secara singkat, menurut Evangelium Vitae (1995), budaya kematian dapat dirumuskan sebagai apa saja yang berlawanan dengan kehidupan sendiri, melanggar keutuhan pribadi manusia, dan apa pun yang melukai martabat manusia.

Budaya kematian ini, dalam konsekuensinya yang paling tegas, mencoreng peradaban manusiawi dan bertentangan dengan kemuliaan Sang Pencipta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

Dipilih 75 Persen Warga Aceh, Anies: Terima Kasih Para Pemberani

Nasional
Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Membangun Ekosistem Pertahanan Negara

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Sidang Sengketa Pileg, Hakim MK Heran Tanda Tangan Surya Paloh Berbeda

Nasional
Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Menpan-RB Anas: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni

Nasional
Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki 'Presiden 2029'

Shalat Jumat di Masjid Baiturrahman Aceh, Anies Diteriaki "Presiden 2029"

Nasional
Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Polri Siapkan Posko Pemantauan dan Pengamanan Jalur untuk World Water Forum di Bali

Nasional
Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Menkumham Bahas Masalah Kesehatan Napi dengan Presiden WAML

Nasional
Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Sidang Sengketa Pileg, PAN Minta PSU di 7 TPS Minahasa

Nasional
AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

AHY Ungkap Koalisi Prabowo Sudah Bahas Pembagian Jatah Menteri

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com