Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denny Indra Sukmawan
Dosen

Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Mencari Pemimpin Pragmatis, Pluralis, dan Revisionis

Kompas.com - 30/11/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan revisionisme, pemimpin pragmatis dan pluralis sadar bahwa untuk mewujudkan manfaat untuk semua, eksperimen-eksperimen kebijakan yang sifatnya drastis perlu diambil menimbang kondisi global yang tidak stabil dan kelemahan program-program pembangunan pemimpin terdahulu.

Nyali ini yang tidak dimiliki pemimpin reformis, apalagi yang nyaman dengan status quo.

Praktisnya, saya membayangkan, pemimpin tersebut mampu memangkas ketergantungan masyarakat akan energi fosil, memotong ketergantungan masyarakat akan pangan beras dan gandum, menghentikan eksperimen Merdeka Belajar dll. Semua atas legitimasi manfaat lebih besar untuk semua.

Lebih jauh, pandangan revisionisme membuat pemimpin akan terus bereksperimen dengan kebijakan untuk mewujudkan “manfaat untuk semua”.

Tantangan besar pragmatisme untuk pluralisme adalah menentukan dan mewujudkan manfaat bagi rakyat Indonesia yang beragam, yang dalam praktik akan sangat sulit melakukannya.

Padahal kesulitan ini berakar dari orientasi pemimpin yang menganggap manfaat ini ditentukan sendiri olehnya, dibatasi oleh Undang-undang dll.

Manfaat untuk masyarakat plural tidak bisa diterjemahkan statis. Ia harus berasal dari proses melihat kondisi rakyat dan mendengar suara rakyat.

Bahkan idealnya, masyarakat yang menyampaikan kepada si pemimpin, kebijakan seperti apa yang dibutuhkan, agar manfaat muncul kepada mereka.

Kondisi lingkungan strategis yang terus berubah membuat hakikat “manfaat” ini dinamis. Dikatakan bermanfaat hari ini, belum tentu bermanfaat hari esok.

Apalagi jika terbukti, manfaat tersebut hanya dirasakan segelintir elite atau kelompok mayoritas saja.

Terakhir, soal kesesuaian pemimpin pragmatis, pluralis dan revisionis ini dengan Pancasila. Bagi saya, pandangan pragmatisme yang menekankan tindakan adalah jawaban bagi upaya membumikan nilai-nilai Pancasila dalam tindakan dan keteladanan.

Pandangan pluralisme mengingatkan pemimpin untuk selalu melihat dan mendengar rakyat, bukan kelompok mayoritas apalagi elite.

Sementara pandangan revisionism menuntun pemimpin untuk selalu melakukan refleksi, bahwa implementasi Pancasila yang menciptakan manfaat untuk semua harus selalu berubah sesuai perkembangan zaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com