PALU, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berpesan agar jangan sampai ada insiden kericuhan atau saling lempar bangku dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Palu.
"Jangan ada kursi melayang. Kalau kita munas atau mukernas atau apa itu ada kursi melayang itu tidak cerdas, saya kira tidak cerdas itu," kata Ma'ruf saat membuka Munas ke-XI KAHMI, Jumat.
Ma'ruf mengatakan, munas adalah momentum untuk menunjukkan bahwa KAHMI dapat menjadi model demokrasi yang cerdas, santun dan matang
Baca juga: Buka Munas, Wapres Minta KAHMI Jadi Mitra Strategis Pemerintah
Ma'ruf pun berpesan agar KAHMI dapat membawa pesan kerukunan dan perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
Anggota KAHMI, katanya, harus menjadi role model dalam penyebaran informasi yang menyejukkan, yang akan memperkuat nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman yang moderat," ujar dia.
Lebih jauh, Ma'ruf mengapresiasi Munas KAHMI yang mengundang paduan suara Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) untuk menyanyikan mars KAHMI.
Menurut Ma'ruf, hal itu menggambarkan ajaran Islam bahwa manusia tetap bersaudara mesti berbeda agama.
Baca juga: Wapres Sebut KAHMI Punya Banyak Tokoh Potensial, dari Jusuf Kalla hingga Anies
Seperti yang disampaikan Ma'ruf, kericuhan memang kerap terjadi di tengah penyelenggaraan forum musyawarah atau kongres sejumlah organisasi.
Teranyar, kericuhan yang diwarnai adu jotos sempat terjadi pada Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Solo, Senin (21/11/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.