Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kans Duet Prabowo-Ganjar, antara Ancaman Cak Imin dan Skandal Kardus Durian

Kompas.com - 24/11/2022, 06:34 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Soliditas koalisi besutan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tengah diuji. Isu penjodohan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, menjadi penyebabnya.

Diketahui, dalam pakta perjanjian koalisi yang deteken Prabowo dan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB, pada pertengahan tahun ini disebutkan bahwa urusan capres-cawapres akan ditentukan keduanya.

Dalam perkembangannya, masing-masing parpol bersikukuh untuk mengusung masing-masing ketum sebagai parpol. Alasannya, hal itu merupakan amanah kader parpol, sebagaimana kerap disuarakan para elite Gerindra dan PKB, termasuk dalam hal ini Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin.

Baca juga: Cak Imin Ancam Bentuk Komposisi Baru, Gerindra Singgung soal Komitmen Koalisi dengan PKB

Bahkan, Cak Imin sempat mengancam partai berlambang kepala burung garuda itu akan membentuk "komposisi" baru, bila Prabowo dan Ganjar akhirnya berduet di kontestasi nasional mendatang. 

"Saya bikin komposisi lain (jika Prabowo-Ganjar berduet)," ucap Cak Imin ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Namun, menurut Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, siapapun yang nanti akan berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2024, akan melihat perkembangan situasi yang ada.

Oleh karena itu, ia meminta, agar semua pihak dapat bersabar dan menunggu, dengan siapa nantinya Prabowo akan menghadapi kontestasi pilpres untuk keempat kalinya itu. 

"Ya waktu tentu saja berjalan, nanti akan sama-sama kita ikuti dengan siapa Pak Prabowo akan menjadi presiden, dengan siapa nanti Pak Prabowo akan berpasangan dalam hal memilih wakil presiden," sebut Muzani di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin sore.

Baca juga: Gonjang-ganjing Koalisi Pilpres 2024: Setelah Nasdem-Demokrat-PKS, Kini Gerindra-PKB Memanas

Kecil kemungkinan hengkang

Di sisi lain, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi memprediksi, kecil kemungkinan PKB akan hengkang dari koalisi yang telah dibuat dengan Gerindra.

Alasannya, parpol saat ini tengah berhitung tentang skandal "kardus durian" yang tengah diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Diketahui, kasus ini muncul ketika Cak Imin menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada kurun 2011 silam.

“Nilai jual Cak Imin tengah ambrol sehubungan dengan semakin menguatnya komitmen KPK yang akan membuka kasus ‘kardus durian’ yang konon melibatkan Cak Imin,” ujar Ari pada Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Deputi Penindakan dan Eksekusi Karyoto (kiri) menyampaikan penahanan atas tersangka mantan Dirjen Holtikultura pada Kementerian Pertanian (2012) Hasanuddin Ibrahim (tengah) saat menggelar konferensi pers, di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Jumat (20/5/2022). Hasanuddin Ibrahim yang ditetapkan sebagai tersangka sejak 2016, ditahan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Pupuk Hayati untuk pengendalaian Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) di Kementerian Pertanian Tahun 2013 yang diduga merugikan negera mencapai Rp12,9 miliar dari nilai proyek Rp18,6 miliar.ANTARA FOTO/RENO ESNIR Deputi Penindakan dan Eksekusi Karyoto (kiri) menyampaikan penahanan atas tersangka mantan Dirjen Holtikultura pada Kementerian Pertanian (2012) Hasanuddin Ibrahim (tengah) saat menggelar konferensi pers, di Gedung KPK Merah Putih, Jakarta, Jumat (20/5/2022). Hasanuddin Ibrahim yang ditetapkan sebagai tersangka sejak 2016, ditahan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Pupuk Hayati untuk pengendalaian Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) di Kementerian Pertanian Tahun 2013 yang diduga merugikan negera mencapai Rp12,9 miliar dari nilai proyek Rp18,6 miliar.

Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto sebelumnya mengungkapkan bahwa ekspose atau gelar perkara skandal kardus durian yang dilakukan forum pimpinan KPK sudah sangat objektif dan transparan.

Meski demikian, hingga kini belum dapat mengambil keputusan paling mutakhir mengingat adanya kemungkinan informasi baru dari penyidik dan jaksa yang sebelumnya mengusut serta menyidangkan kasus itu.

Baca juga: Soal Koalisi dengan Gerindra, PKB: Selama Patuhi Kesepakatan, Akan Tetap Jalan

Ari berpandangan bahwa ancaman Cak Imin yang diberikan kepada Gerindra merupakan langkah Wakil Ketua DPR itu agar dirinya dipilih Prabowo sebagai cawapres. 

“Saya melihat isu tersebut sengaja dimainkan Cak Imin dan PKB untuk menekan Prabowo dan Gerindra agar segera mendeklarasikan pasangan Prabowo-Muhaimin, dengan meminjam nama Ganjar,” paparnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com