Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPKN Keluhkan Minimnya Keluarga Korban Gagal Ginjal Akut yang Sampaikan Aduan

Kompas.com - 24/11/2022, 05:51 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Rizal Edy Halim mengeluhkan minimnya aduan keluarga korban gagal ginjal akut.

Padahal, menurutnya, posko pengaduan BPKN telah dibuka sejak 4 November 2022.

“Kami di posko yang mengadu 8 (orang) ya, jadi enggak banyak, tapi kami coba jemput bola ada 12-13 orang,” ujar Rizal dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Rabu (23/11/2022).

Rizal lantas memaparkan penyebab minimnya aduan masyarakat itu.

Baca juga: TPF BPKN Belum Simpulkan Penyebab Tercemarnya Obat Sirup yang Picu Gagal Ginjal Akut

Pertama, menurutnya, tidak semua keluarga korban bersedia memberikan pengaduan karena suasana duka.

“Mereka masih berkabung, dan juga kita wawancara keluarga dalam suasana berkabung, (harus memakai pendekatan) kekerabatan. Kita enggak bisa tanya secara teknis, agak susah,” kata Rizal.

Kedua, keluarga korban gagal ginjal akut memiliki keraguan dan ketakutan untuk melaporkan.

Rizal lantas memastikan bahwa BPKN menjamin keamanan, dan kerahasiaan identitas pelapor.

“Tidak usah khawatir, dan takut karena tim pencari fakta yang dibentuk BPKN juga ada perwakilan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK),” ujarnya.

Baca juga: Nestapa Keluarga Korban Gagal Ginjal Akut, Kehilangan Anak dalam Hitungan Hari

Oleh karena itu, ia meminta para keluarga atau kerabat korban penyakit gagal ginjal akut bisa menyampaikan aduannya pada BPKN.

Selain bertempat di Kantor BPKN, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, aduan bisa disampaikan pada semua kanal media sosial BPKN.

Lebih lanjut, Rizal berharap BPKN dapat membantu keluarga korban gagal ginjal akut memperjuangkan haknya.

Tak hanya itu, keterangan keluarga korban juga diperlukan agar BPKN dapat membantu pengungkapan perkara, dan mendesak pihak-pihak yang lalai untuk bertanggung jawab.

Ia menegaskan perkara ini harus dituntaskan, karena satu nyawa begitu berarti untuk diselamatkan.

“Satu (kasus) saja terlalu mahal buat kita kehilangan anak. Waktu ke waktu, satu menit, kata Menkes, sangat berharga untuk menyelamatkan nyawa,” kata Rizal.

Baca juga: Kekecewaan Keluarga Korban Gagal Ginjal Akut, Antidote Tiba Setelah Anak Tiada

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com