"Kemudian kepalanya tertunduk ke tembok, kemudian dia melihat saya terus sambil menggeleng-gelengkan kepala. Matanya agak berkaca-kaca," sambung dia.
Baca juga: Curhat AKBP Ridwan Soplanit karena Masuk Pusaran Kasus Ferdy Sambo
Ragam ekspresi Ferdy Sambo tersebut membuat Ridwan bingung.
Ridwan mengaku setelah peristiwa pukul tembok dan mata yang berkaca-kaca membuat perasaannya jadi kacau.
"Pada saat dia menepuk tembok, kemudian matanya berkaca-kaca saat itu saya juga jadi blank Yang Mulia," kata Ridwan.
Masih kesaksian Ridwan, intervensi Sambo yang berikutnya adalah terkait dengan pemeriksaan CCTV saat penyidik melakukan olah TKP.
Ridwan menjelaskan, saat olah TKP memang para penyidik berfokus pada barang bukti termasuk CCTV, handphone, dan senjata api yang ada di sekitar kejadian.
"Tapi pada saat kami pengecekan CCTV, Pak FS (Ferdy Sambo) waktu itu mondar mandir, terus dia menyampaikan CCTV ini sudah rusak saat itu," ujar Ridwan.
Baca juga: Kagetnya AKBP Arif Rachman Lihat Brigadir J Ternyata Masih Hidup di CCTV, Berujung Patahkan Laptop
Ferdy Sambo menyampaikan hal tersebut kepada Ridwan secara langsung yang juga ikut berada di lokasi saat olah TKP.
Mendapat keterangan dari Ferdy Sambo, Ridwan kemudian tetap melakukan pemeriksaan CCTV namun pengambilan barang bukti dilakukan secara bertahap.
Ridwan menyebut dirinya tidak secara langsung memastikan pengambilan CCTV karena harus meninggalkan TKP untuk mengambil keterangan saksi yang sudah dibawa ke Divisi Propam Polri.
Ferdy Sambo juga disebut memanipulasi saksi yang ada saat peristiwa pembunuhan berlangsung.
Hal tersebut diakui sendiri oleh dua terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J yaitu Richard Eliezer dan Ricky Rizal.
Mereka berdua meminta maaf kepada para penyidik Polres Jakarta Selatan karena memberikan keterangan yang tidak sesuai dan menuruti skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo.
Baca juga: Terseret Kasus Ferdy Sambo, AKBP Ridwan Soplanit: Saya Juga Korban, Saya Kena Prank
"Saya izin meminta maaf sama komandan senior saya, karena tidak jujur dari awal karena saya juga hanya mengikuti skenario dari Pak Sambo," kata Richard Eliezer.
Dia mengaku mengikuti maunya Sambo terkait skenario tembak-menembak agar tak ada jerat hukum yang bisa mengenai mereka atas penghilangan nyawa Brigadir J.
Permintaan maaf turut dilakukan Ricky Rizal dan mengakui termanipulasi atas perintah dan skenario yang dibuat Ferdy Sambo.
"Sebelumnya kami meminta maaf kepada rekan-rekan pemeriksa dari penyidik Jakarta Selatan atas keterangan yang kami berikan tidak sesuai atau apa adanya saat pemeriksaan di Paminal maupun di Bareskrim," ucap Ricky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.