Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Ungkap Ada Anak Jadi Korban Kerangkeng Manusia di Langkat, Dipaksa Kerja Nyaris 24 Jam

Kompas.com - 22/11/2022, 05:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

Menurut Andrie, DS dicambuk, juga disuruh makan berlebih sampai muntah dan memakan kembali muntahannya.

"Selain itu, DS juga dimasukan ke kandang ular dengan mata dan tangan diikat lakban," kata Andrie.

Baca juga: 5 Prajurit TNI AD Ditahan Terkait Kasus Kerangkeng Manusia Langkat

Tak cuma penyiksaan, DS juga disebut mengalami eksploitasi. Banyak anak kereng yang dijadikan tenaga kerja tak berupah. Mereka dipaksa bekerja di pabrik sawit, perkebunan sawit, maupun sebagai tukang bangunan untuk renovasi rumah Terbit.

Dalam rangkaian pekerjaan itu, mereka mengenal adanya "sif neraka", yaitu ketika mereka harus bekerja pukul 08.00-17.00, untuk berikutnya kembali memeras keringat pukul 19.00-06.00.

"Tidak ada perlakuan yang membedakan anak dengan korban dewasa, terhadap korban anak tetap dipaksa bekerja dengan tidak diberikan upah, istirahat yang cukup dan jaminan ketenagakerjaan. DS juga dipaksa bekerja di perusahaan sawit dan pernah mendapatkan sif neraka," jelas Andrie.

Ia menambahkan, DS sekarang tidak melanjutkan studinya di sekolah.

"Hal itu diduga karena DS malu dan takut kembali ke sekolah," ujarnya.

Baca juga: Kasus Kerangkeng Manusia di Langkat, Terbit Rencana Bisa Sesuka Hati Masukkan Orang ke Sel

Persidangan

Kasus kerangkeng manusia ini melibatkan sedikitnya 19 aktor (versi Komnas HAM) dan 20 aktor (versi Kontras dan TAP-HAM), termasuk di antaranya aparat TNI dan Polri.

Proses persidangan sipil yang saat ini tengah berjalan adalah terdakwa Dewa Rencana Perangin Angin (putra Terbit), Hendra Subakti, Hemanto Sitepu, dan Iskandar Sembiring. Keempatnya didakwa Pasal 170 ayat (2) Ke-3 dan Pasal 351 ayat (3) jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP.

Sementara itu, empat terdakwa lain, Terang Ukur Sembiring, Junalista Subakti, Suparman Perangin Angin, dan Rajisman Ginting ldidakwa dengan Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 7 ayat (2) UU TPPO juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Sementara itu, di peradilan militer, terdapat tiga berkas perkara yang disidang.

Pertama, terdakwa atas nama Sahril yang didakwa menggunakan Pasal 2 ayat (1) jo ayat (2) jo Pasal 10 UU TPPO dan/atau Pasal 351 ayat (1) jo ayat (2) KUHP dan/atau Pasal 351 ayat (1) KUHP.

Kedua, terdakwa atas nama Liston Sitepu didakwa menggunakan pasal Pasal 2 ayat (1) jo ayat (2) juncto Pasal 10 UU TPPO atau Pasal 351 ayat (1) KUHP.

Ketiga, terdakwa atas nama Marko Artasastra Purba, didakwa menggunakan Pasal 2 ayat (1) jo ayat (2) jo Pasal 10 UU TPPO dan Pasal 351 ayat (1) jo ayat (2) KUHP Pasal 351 ayat (1) KUHP.

Nama Terbit Perangin Angin sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sumut, namun berkas perkaranya hingga saat ini belum dilimpahkan ke pengadilan.

Baca juga: 4 Terdakwa Kasus Kerangkeng Manusia Dituntut 3 Tahun Penjara, Kontras: Melukai Rasa Keadilan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com