Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honor yang Ditawarkan BRIN Turun Terus, Calon Enumerator Protes lalu Dimarahi, Pilih Mundur

Kompas.com - 10/11/2022, 15:35 WIB
Syakirun Ni'am,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Sebelum pulang pada 10 Oktober dari lokasi training center, Dhinia dan peserta lainnya menyatakan belum bersedia menandatangani kontrak.

“Kami belum mau tanda tangan kontrak kalau angkanya hanya segitu,” jelas Dhinia.

Mereka meminta besaran honor itu kembali dipertimbangkan mengingat tanggal 13 Oktober mereka sudah harus turun ke lapangan untuk melakukan survei.

Namun, hingga tanggal 13 Oktober, pihak BRIN meminta mereka menunggu hingga awal November karena masih dilakukan beberapa revisi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Enumerator yang Ramai di Medsos

Pada awal November, Dhinia dan ‘calon’ enumerator lainnya tidak mendapatkan informasi apapun.

Pada 7 November, pihaknya mengikuti Zoom meeting dengan beberapa pihak BRIN guna membahas metodologi, honor, dan kontrak.

Namun, setelah satu bulan negosiasi, alih-alih besaran honor bertambah jumlahnya justru semakin kecil menjadi Rp 150.000 per hari tanpa uang makan, biaya penginapan, dan transprotasi.

Menurutnya, untuk Wilayah Jawa Timur, besaran itu turun hingga 80 persen dari penawaran awal.

“Itu yang hasil akhirnya Rp 150.000 itu. Itu sudah semuanya, ya kita kan enggak dapat apa-apa,” kata Dhinia.

Baca juga: Jokowi Terbitkan Perpres 104 Tahun 2022, Kepala BRIN Dapat Tukin Rp 49,86 Juta

Mendengar angka honor yang semakin kecil, Dhinia dan rekan-rekannya merasa keberatan. Mereka kemudian menyampaikan protes dalam pertemuan virtual tersebut.

Mereka meminta penjelasan alasan honor SDKI yang semakin kecil. Sementara, mereka membutuhkan biaya penginapan dan kebutuhan operasional lainnya saat survei.

Menanggapi protes itu, kata Dhinia, salah seorang panitia justru emosi. Semua mikrofon peserta Zoom dimute sehingga tidak bisa menyampaikan komentar.

“Panitia dari ini malah marah-marah di Zoom meeting itu,” tuturnya.

“Kami semua mic dimute enggak bisa komentar, enggak bisa apa-apa, grup juga dikunci semuanya jadi kami enggak bisa ngasih aspirasi enggak bisa ngasih saran lagi,” tambahnya.

Baca juga: BRIN Batal Renovasi Ruang Kerja Dewan Pengarah Senilai Rp 6,1 Miliar

Menurut Dhinia, hingga saat ini persoalan itu belum terselesaikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang, Kita Naik

Nasional
Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com