Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honor yang Ditawarkan BRIN Turun Terus, Calon Enumerator Protes lalu Dimarahi, Pilih Mundur

Kompas.com - 10/11/2022, 15:35 WIB
Syakirun Ni'am,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Enumerator Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2022 Dhinia Eka Wahyuning Resti mengungkapkan, dirinya dan ribuan orang lainnya digantung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selama satu bulan lebih.

Persoalan ini terjadi lantaran honor bagi enumerator atau surveyor SDKI yang ditentukan oleh BRIN berubah-ubah dan semakin kecil. Hal itu membuat mereka enggan menandatangani kontrak dengan pihak BRIN.

Padahal, kata Dhinia, selama satu bulan tersebut pihaknya menolak berbagai panggilan interview.

“Kami digantung sudah satu bulan. Ada beberapa panggilan interview yang kami tolak demi SDKI dari BRIN ini,” kata Dhinia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/11/2022).

Baca juga: Penjelasan The Goods Dept soal Viral Paksa Karyawan Mengundurkan Diri atau Bayar Ganti Rugi Rp 30 Juta

Dhinia menuturkan, tidak semua ‘calon’ petugas SDKI tahun 2022 merupakan fresh graduate atau baru lulus dari perguruan tinggi. Beberapa dari mereka merupakan peneliti senior yang telah berkeluarga.

“Yang katanya ‘calon’ petugas di sini juga bukan sepenuhnya freshgrad, ada bapak ibu peneliti yang lebih senior dari kami,” tutur Dhinia.

Dhinia membeberkan ketidakjelasan proses persiapan SDKI oleh BRIN.

Mulanya, setelah menerima informasi pelaksanaan SDKI Tahun 2022, berbagai tim riset dari berbagai wilayah di Indonesia mendaftarkan diri.

Mereka kemudian mendapatkan informasi bahwa training akan digelar pada 29 September. Padahal, peserta SDKI tahun 2022 baru diumumkan pada hari itu juga.

Baca juga: Calon Enumerator Mengundurkan Diri Massal karena Honor Tak Layak, Ini Tanggapan BRIN

“Serba dadakan semua, jadi persiapannya kayak belum lengkap terus ada yang berubah-ubah gitu,” ujar Dhinia.

Adapun pelatihan survei SDKI itu dilaksanakan 7 di training center di Indonesia. Dhinia dan timnya kemudian mengikuti pelatihan di Bali.

Dalam pembukaan pelatihan itu, Ketua Pelaksana sekaligus Sekretaris Deputi Bidang Riset dan Inovasi BRIN membeberkan besaran honor yang akan didapatkan enumerator.

Honor tersebut meliputi uang harian sebesar 70 persen dari uang harian sesuai Standar Biaya Masukan (SBM) per hari masing-masing wilayah, uang transport sesuai SBM, dan penginapan Rp 150.000 per hari.

Baca juga: BRIN Alihkan Proyek Drone “Elang Hitam” ke Versi Sipil, Kini Dikembangkan untuk Awasi Kebakaran Hutan

Selain itu adalah honor Rp 12.500 per satu Blok Sensus (BS) dan honor untuk pewawancara Rp 8.000 per responden.

Namun, angka tersebut berubah menjadi Rp 50.000 untuk penginapan. Uang honor harian juga berubah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com