Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanfaatan 10 Juta Dosis Vaksin Dalam Negeri untuk Tekan Kasus Covid-19 hingga Akhir Tahun

Kompas.com - 09/11/2022, 08:06 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana memanfaatkan vaksin dalam negeri, Indovac dan Inavac untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19 pada akhir tahun di tengah munculnya subvarian XBB yang mendominasi.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, subvarian ini sudah mendominasi di Indonesia sejak tiga minggu terakhir, ditambah dengan subvarian baru lain yang sudah masuk, yaitu XBB 1 dan BQ.1.

Baca juga: 10 Juta Dosis Vaksin Indovac Bakal Dibeli Pemerintah untuk Percepatan Vaksinasi Booster

Rencananya, kedua vaksin tersebut digunakan untuk booster atau vaksin dosis kedua. Indovac diketahui sudah mendapat izin penggunaan untuk booster, sementara Inavac/Merah Putih tengah berproses.

Penggunaan vaksin dalam negeri pun sudah dibahas Menkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan BUMN Farmasi PT Bio Farma di Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11/2022).

Penggunaan vaksin dalam negeri sudah diatur, sehingga ia sempat mengerem pengiriman vaksin hibah dari Covax. Pengiriman vaksin hibah juga dihentikan karena banyaknya daerah yang kurang mengakselerasi vaksinasi sehingga banyak vaksin yang kedaluwarsa (expired).

"Itu juga sengaja kita atur supaya nanti kalau vaksin dalam negeri yang rencananya Oktober sudah bisa produksi, bisa kita gunakan. Jadi bukan vaksin impor," kata Budi dalam Rapat Kerja, Selasa.

Budi mengungkapkan, pemanfaatan vaksin dalam negeri ini sempat molor dari yang sebelumnya ditargetkan pada Oktober 2022.

Hal ini membuat ia harus mendatangkan lagi vaksin hibah dari Covax sebanyak 5 juta dosis Pfizer untuk mengisi kelangkaan vaksin, menyusul meluasnya kasus subvarian Omicron XBB di Indonesia.

Baca juga: Menkes: Stok Vaksin Covid-19 Cukup untuk 90-100 Hari ke Depan

Semula, Budi mengaku sudah mengeram pengiriman vaksin dari Covax pada pertengahan 2022 karena banyak vaksin yang kedaluwarsa. Banyak daerah yang belum mampu mengakselerasi vaksin sehingga vaksin donasi menjadi sia-sia.

"Ada sedikit kemunduran dari kesiapan vaksin dalam negeri mungkin baru di November bisa kita gunakan sehingga untuk mengganjal rencana awal yang tadinya vaksin dalam negeri tersedia di bulan Oktober," ucap Budi.

10 juta dosis

Rencananya, pemerintah akan memesan 10 juta dosis vaksin dalam negeri pada akhir tahun ini.

Rinciannya, 5 juta vaksin dalam negeri dipesan untuk bulan November, dan 5 juta dosis lainnya untuk bulan Desember 2022.

"Bulan November ini kita harap ada 5 juta vaksin dalam negeri yang bisa kita pakai, Desember juga ada 5 juta lagi, sehingga total vaksin dalam negeri yang akan kita beli dan kita manfaatkan tahun ini adalah 10 juta dosis," jelas Budi.

Akselerasi vaksin ini diharapkan dapat menurunkan angka infeksi Covid-19 yang kini sudah menyentuh 6.000 kasus per hari.

Beberapa wilayah sendiri sudah memasuki kasus konfirmasi Covid-19 yang tinggi. DKI Jakarta salah satunya, sudah masuk level 3.

Saat ini, kasus konfirmasi mingguan di DKI Jakarta mencapai 106,63 per 100.000 orang. Sementara itu, tren kasus perawatan mingguan di DKI Jakarta mencapai 6,59.

"Ternyata ada yang sudah masuk ke level 2 dan khusus untuk Jakarta kasus konfirmasi sudah masuk ke level 3," jelas Budi.

Baca juga: Vaksin Meningitis untuk Jemaah Umrah Tersedia, Kemenkes: 150.000 Dosis Terdistribusi

Penentuan level tiap provinsi mengacu pada threshold transmisi virus Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO).

Batasan untuk kasus konfirmasi WHO adalah 20 kasus per 100.000 penduduk per minggu. Sementara itu, kasus yang masuk rumah sakit adalah 5 pasien per 100.000 penduduk per minggu, dan tingkat kematian adalah 1 kematian per 100.000 penduduk per minggu.

Mengacu pada batasan yang sama, kasus konfirmasi nasional masih terkendali.

"Angka-angka yang ada di Indonesia sekarang baik konfirmasi masih 11 jadi masih level 1. Hospitalisasi masih 1,95, itu juga di bawah 5 masih level 1. Dan (rate) fatality-nya juga masih 0,08 jadi di bawah 1," ucap Budi.

"Jadi ketiga indikator transmisi WHO kita masih di level 1 jadi masih terkendali," lanjutnya.

Vaksin tersedia 6 juta dosis

Adapun untuk saat ini, pihaknya sudah menyiapkan 6 juta dosis vaksin, lengkapnya sebesar 6.069.563 juta dosis.

Sebagian besar atau 5 juta dosis vaksin di antaranya adalah vaksin Pfizer merupakan donasi dari Covax (Covid-19 Vaccines Global Access). Vaksin-vaksin ini sudah didistribusikan ke daerah sejak minggu ketiga bulan Oktober 2022.

Rincian 6 juta stok vaksin tersebut terdiri dari vaksin Jassen sebesar 348.815 dosis, vaksin Pfizer 5,50 juta dosis, vaksin Sinopharm 15.808 dosis, dan vaksin Zifivax 200.000 dosis.

Budi menyebut, stok vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini cukup untuk sekitar 3 bulan ke depan atau 90-100 hari ke depan.

Baca juga: Antibodi Covid-19 Penduduk Indonesia Meningkat, Vaksin Jadi Faktor

Kecukupan tersebut dihitung dari jumlah vaksin yang tersedia dibagi dengan laju vaksinasi Covid-19. Laju vaksinasi Covid-19 pada bulam November mencapai 62.000 suntikan per hari, lebih tinggi dari laju vaksinasi sebelumnya yaitu sekitar 34.000 suntikan per hari.

"Jadi kalau dengan adanya stok sekitar 6 jutaan tadi, kira-kira stok vaksin yang ada masih bisa bertahan untuk 90-100 hari atau sampai 3 bulan ke depan sesuai dengan laju vaksinasi yang ada di November," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com