Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Ada Kepentingan Politik di Balik Sinyal Dukungan Jokowi buat Kandidat Capres

Kompas.com - 09/11/2022, 06:46 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan, ada kepentingan politik di balik sinyal dukungan Presiden Joko Widodo ke tokoh-tokoh tertentu menjelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Menurut dia, Jokowi hanya akan mendukung tokoh yang dia anggap mampu melanjutkan kepemimpinannya. Sehingga, jika sosok itu terpilih, kerja-kerja Jokowi yang belum rampung bisa dituntaskan oleh pengganti yang ia percaya tersebut.

"Jadi tokoh-tokoh yang mendapat sinyal itu adalah yang dalam benak Jokowi akan merampungkan semua tugas-tugas yang dia sudah mulai," kata Firman kepada Kompas.com, Selasa (9/11/2022).

Baca juga: Ketika Jokowi Dinilai Terlalu Ikut Campur Urusan Pilpres 2024...

Jelang dua tahun akhir masa jabatan, Jokowi masih punya PR untuk menuntaskan proyek pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Boleh jadi, kata Firman, Jokowi bakal mempertimbangkan dukungan buat tokoh yang dia anggap mampu melanjutkan pekerjaan besarnya itu.

Namun demikian, Firman menyebutkan, faktor kedekatan politik juga akan tetap ditimbang Jokowi. Mantan Wali Kota Solo itu dinilai mustahil memberikan dukungan ke tokoh yang secara politik berseberangan dengan dirinya.

"Ada political interest juga di situ sehingga Pak Jokowi meng-endorse orang-orang itu. Tidak akan meng-endorse Anies (mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan) pastinya kan," ucap Firman.

Baca juga: Sinyal Dukungan Jokowi Dinilai Tak Akan Dongkrak Elektabilitas Prabowo

Menurut Firman, sikap Jokowi yang berkali-kali melempar sinyal dukungan ke sejumlah tokoh itu berbeda dengan perangai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jelang akhir masa jabatannya sebagai presiden pada 2014 lalu.

Saat itu, SBY tak banyak bicara soal dukungan untuk capres tertentu lantaran presiden keenam RI tersebut dianggap tak punya kepentingan politik lagi setelah jabatannya berakhir.

Terlepas dari itu, Firman berpandangan, sikap Jokowi yang gemar melempar sinyal dukungan ke kandidat capres tak jadi masalah.

"Saya kira kembali ini hak presiden untuk mengatakan posisinya," ujarnya.

Lagi pula, menurut dia, endorsement presiden hanya akan meramaikan panggung politik sesaat saja. Masyarakat punya banyak cara untuk menentukan preferensi politik mereka alih-alih hanya mengacu pada dukungan politik presiden semata.

"Mengenai statement presiden itu mungkin hanya referensi yang akan meramaikan situasi, tapi tidak akan tidak terlalu dijadikan referensi utama," kata Firman.

Sebelumnya, Jokowi melempar sinyal dukungan untuk Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden (capres).

Dalam sebuah acara yang juga dihadiri oleh Prabowo, Jokowi berkata bahwa dirinya sudah memenangkan dua kali pemilu presiden. Dia menduga, pilpres berikutnya bakal dimenangkan oleh Prabowo.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com