Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam memandang dukungan Jokowi pada Prabowo menunjukkan sikap yang jemawa.
Mantan Wali Kota Solo itu dinilai tengah menunjukan posisi politiknya lebih tinggi ketimbang pihak-pihak yang pernah mengalami kekalahan dalam Pilpres.
“Seolah ia melupakan dan tidak menganggap ada peran banyak pihak di balik capaian yang ia peroleh,” terang Umam.
Baca juga: Sinyal Dukungan Jokowi Dinilai Tak Akan Dongkrak Elektabilitas Prabowo
Cerita Jokowi tentang dua kali kemenangan dalam kontestasi perebutan kursi RI-1 tak hanya menyinggung Prabowo, tapi juga menyentil Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Umam menjelaskan Megawati juga pernah mengalami dua kali kekalahan dalam gelaran Pilpres yakni pada 2004 dan 2009.
Menurutnya, Jokowi seolah lupa bahwa Prabowo mengusungnya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012, dan Megawati mendukungnya pada Pilpres 2014 dan 2019.
“Nature kekekuasan bisa mengubah banyak hal. Termasuk mengubah individu yang semula dikenal rendah hati, menjadi merasa tinggi hati karena segenggam kekuasaan yang ia pegang,” ungkapnya.
Umam lantas menyarankan agar Jokowi lebih sensitif dalam melakukan komunikasi politik.
“Sebaiknya Jokowi kembali memahami nasihat ‘ojo dumeh’, atau jangan mentang-mentang, karena dibalik capaian dan prestasi kita, selalu ada peran orang lain dibelakangnya,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.