Seperti diketahui, Prabowo telah mendeklarasikan diri sebagai capres Gerindra, sementara Anies dideklarasikan sebagai capres Nasdem.
"Jokowi tidak ingin momentum 'eranya Ganjar' tidak ditangkap dengan jeli oleh PDI-P dan KIB," kata dosen Universitas Indonesia itu.
Baca juga: Jokowi: Saya Menang Pilpres 2 Kali, Kelihatannya Setelah Ini Jatahnya Pak Prabowo
Lain dengan Ari, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam berpandangan, arah dukungan Jokowi lebih berpihak ke Prabowo.
Sebabnya, tak sekali saja Jokowi melempar kode sinyal dukungannya ke mantan petinggi TNI itu.
"Dua kali statement dukungan Jokowi kepada Prabowo secara berturut-turut jelas mempertegas positioning tersebut," kata Umam kepada Kompas.com, Senin (7/11/2022).
Umam yakin ucapan Jokowi soal sinyal dukungan buat Prabowo bukan sekadar basa-basi politik. Sebab, jika demikian, Jokowi bisa dianggap memberikan harapan palsu soal dukungan ke Prabowo.
Menurut Umam, pernyataan Jokowi itu boleh jadi pertanda menguatnya sinyal politik PDI-P untuk merapat ke koalisi Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia menilai, duet Prabowo Subianto dan Puan Maharani pada panggung pilpres mendatang masih mungkin.
"Sinyal positif merapatnya PDIP ke Gerindra-PKB akan menghidupkan kembali skema capres-cawapres Prabowo-Puan sebagai pasangan yang layak dipertimbangkan," kata dosen Universitas Paramadina itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.