Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu: 1.018 WNI Jadi Korban Online Scam di Beberapa Negara ASEAN

Kompas.com - 27/10/2022, 20:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melaporkan, 1.018 warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban online scam di beberapa negara ASEAN.

Angka ini merupakan kumulatif sejak Januari-Oktober 2022.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha menyampaikan, angka ini meningkat dari total korban pada September 2022, yakni 934 orang.

Baca juga: Kemenlu: 934 WNI Jadi Korban Penipuan Perusahaan Online Scam di Kawasan ASEAN

Sebanyak 1.081 korban itu telah ditangani oleh perwakilan RI di negara-negara tersebut.

"Tercatat 1.018 WNI yang telah ditangani oleh perwakilan RI di berbagai macam wilayah ASEAN. Rinciannya adalah sebagai berikut di Kamboja terdapat 679 orang korban, Myanmar 103, Filipina 97, Laos 68, Thailand 31," kata Judha dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Judha menyampaikan, pihaknya telah menyelamatkan 206 WNI pada bulan Oktober 2022. Mereka sudah berada di safe house KBRI Phnom Penh.

Lalu, 72 orang dari total 206 WNI telah dipulangkan pada tanggal 13 dan 23 Oktober 2022 yang lalu, sedangkan sisanya sebanyak 134 masih dalam tahap pendalaman.

"Sedangkan 31 orang lainnya masih kita upayakan penyelamatannya oleh kepolisian Kamboja," ucap Judha.

Baca juga: Soal Kasus Online Scam di Kamboja, Menlu: 241 WNI yang Jadi Korban Telah Dipulangkan

Ia juga mengatakan, Kemenlu telah mengirim tim khusus untuk kerja sama dengan kementerian terkait demi membantu penanganan korban-korban online scam di Phnom penh.

Kendati begitu, kata Judha, dari total 1.018 WNI yang berhasil diselamatkan sejak awal tahun, dia menerima informasi adanya WNI yang kembali lagi ke negara-negara tersebut.

Mereka kembali dikirim ke luar negeri tanpa prosedur yang jelas.

"Kami mencatat adanya informasi bahwa WNI yang sudah dipulangkan terpantau kembali lagi berangkat ke luar negeri. Tidak sesuai prosedur dan bekerja di jenis perusahaan yang sama," ujar dia.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk lebih hati-hati dan tidak mengambil risiko bila menerima tawaran kerja ke luar negeri tanpa prosedur yang jelas.

Ia meminta masyarakat tidak mudah tergiur dengan tawaran kerja yang terdengar bagus, menawarkan gaji tinggi namun tidak meminta kualifikasi khusus.

Baca juga: Bukan Kali Ini Saja WNI Kena Tipu Tawaran Kerja di Kamboja

Sebelum berangkat ke luar negeri untuk bekerja, Judha menyarankan agar masyarakat memeriksa kredibilitas perusahaan, caranya dengan melakukan cek ulang ke otoritas di daerah masing-masing atau kepada BP2MI.

"Modus yang lain adalah berangkat ke luar negeri tidak menggunakan visa kerja, melainkan menggunakan visa kunjungan wisata. Jika ada hal seperti ini, laporkan kepada otoritas setempat. Jangan mengambil risiko yang tidak perlu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com