Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Butuh Speedboat dan Helikopter untuk Suplai Logistik Pemilu 2024

Kompas.com - 25/10/2022, 20:37 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengaku tengah memetakan kebutuhan armada untuk suplai logistik Pemilu 2024 di wilayah terpencil via darat, air, dan udara.

Di darat, KPU RI tengah menjajaki kemungkinan membeli Maung 4x4 modifikasi pabrikan PT Pindad.

"Perencanaan distribusi logistik Pemilu dan Pilkada 2024 berdasarkan pengalaman pada Pemilu 2019 dan Pilkada 2020, dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh moda transportasi baik darat, laut, maupun udara," ungkap Sekretaris Jenderal KPU RI Bernard Darmawan kepada Kompas.com, Selasa (25/10/2022).

KPU mengaku belum berencana melakukan pembelian serupa untuk armada air dan udara, namun kebutuhan untuk armada-armada tersebut juga dinilai mendesak.

Baca juga: KPU Akan Usulkan Pengadaan Kendaraan Suplai Logistik Pemilu pada 2023

Skema sewa atau kerja sama

Koordinator Divisi Perencanaan, Keuangan, Umum, Rumah Tangga, dan Logistik KPU RI, Yulianto Sudrajat, menjelaskan bahwa pihaknya mesti mengefektifkan anggaran di tengah kebutuhan tersebut.

Menurut dia, salah satu skema yang dapat ditempuh KPU RI untuk memenuhi kebutuhan armada air dan udara yakni lewat skema kerja sama dengan TNI/Polri.

"Kalau pemetaan, berdasarkan kemarin-kemarin, daerah perbatasan, kepulauan-kepulauan, itu kan juga menggunakan speed boat," ujar Yulianto memberi contoh.

Baca juga: Semua Parpol Tak Lolos Verifikasi Administrasi Gugat KPU ke Bawaslu

"Kita prioritaskan anggaran, butuh helikopter, juga membutuhkan biaya, dan speedboat buat pedalaman Kalimantan juga butuh juga. Itu kan kita bisa bekerjasama dengan TNI/Polri. Kita efektifkan di situ," lanjutnya.

Selain dianggap mempunyai armada yang diperlukan, TNI dan Polri juga dinilai memiliki personel yang sanggup dan tangguh untuk pendistribusian logistik Pemilu 2024 ke wilayahnya terpencil dengan medan yang berat.


Sementara itu, Bernard mengungkapkan bahwa kebutuhan ini mungkin dapat dipenuhi lewat mekanisme sewa.

Mekanisme sewa juga bisa dilakukan untuk armada darat yang tak bisa disubstitusi dengan kehadiran Maung, semisal trek-trek sulit yang perlu menggunakan motor trail.

"Secara umum, KPU akan melaksanakan sewa moda transportasi untuk distribusi logistik melalui darat, laut dan udara," kata Bernard.

"Khusus untuk daerah yang sulit dijangkau, akan dibantu dengan menggunakan mobil/kendaraan Maung Pindad, sebagai suplemen transportasi dalam pendistribusian logistik pemilu," lanjutnya.

Pemetaan ini disebut masih berlangsung untuk beberapa tahun ke depan.

Baik Bernard maupun Yulianto sama-sama menyebutkan bahwa kebutuhan armada suplai logistik ini baru akan diusulkan pada 2023 mendatang.

"Anggaran 2023 kalau wacananya jadi keputusan, melalui pleno. Tapi kan ini belum bagian dari keputusan. Kalau anggaran, kita enggak mungkin minta tambahan anggaran lagi, sama sekali enggak. Kita akan maksimalkan anggaran yang ada," ucap Yulianti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com