JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh mengaku takut memakai gelar honoris causa.
Hal itu disampaikannya saat bersilaturahmi dengan 50 guru besar perguruan tinggi se- Indonesia di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022).
Menurut Paloh, gelar honoris causa yang diberikan seseorang hanya seperti sebuah aksesoris dan jauh dari substansi membangun bangsa oleh seorang tokoh.
"Kita terlalu datar dengan aspek pendekatan, bukan subtansi. Semua kita ubah berdasarkan pendekatan luar, termasuk gelar-gelar profesor, doktor juga honoris causa dan sebagainya," ujar Surya Paloh.
Baca juga: Disinggung soal Reshuffle, Surya Paloh: Itu Hak Pak Jokowi, Kita Hargai
"Saya pun takut pakai itu (gelar honoris causa). Karena ini masalah aksesoris, kalau dianggap beriman saya pakai songkok, pakai lagi selendang, lebay, baru itu dianggap sebagai Muslim yang paling baik. Saya pun mempertanyakan memangnya saya kurang muslim?" katanya lagi.
Surya Paloh lantas mengatakan, ia merasa sedih karena sering disebut dengan label tertentu karena dukungan partainya kepada salah satu tokoh pada saat kontestasi pilkada dan pemilu.
Menurutnya, Partai Nasdem pernah disebut sebagai partai penista agama karena mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Sementara itu, saat ini Partai Nasdem disebut-sebut menjadi kadrun karena mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres)
"Kan aneh dukung Ahok saya dibilang penista agama, sekarang dukung Anies dibilang ini baru jadi kadrun," ujarnya.
Baca juga: Surya Paloh: Hubungan dengan Pak Jokowi Baik
"Dengan keimananan dengan keyakinan saya, terbayang wajah almarhumah ibu saya, orang tua saya. (Disebut) 'partai penista agama' itu yang masih saya enggak terima, karena saya dukung Ahok," kata Surya Paloh.
Padahal, menurut Paloh, ia memiliki pertimbangan saat mendukung Ahok maupun Anies, yakni ingin memperkuat nilai kebangsaan.
"Saya dukung Ahok karena saya yakin dia yang terbaik pada waktu itu untuk memperkuat nilai nilai kebangsaan. Sekarang saya dukung Anies, pada waktu ini yang saya anggap tepat memperkuat nilai nilai kebangsaan," katanya.
"Nasib saya ini di mana saya pikir. Paling lucu bangsa ini. Nah, dewasa-kah kita? Ah jawab sendiri. Ini apa yang kita mau lakukan?" ujar Surya Paloh lagi.
Oleh karena itu, menurutnya, Indonesia memerlukan pemimpin yang kuat, memiliki niat baik untuk bangsa, dan tidak terjebak kepada pikiran yang pragmatis.
Baca juga: Surya Paloh Buka Suara soal Video yang Perlihatkan Jokowi Tak Balas Pelukannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.