"Di sisi lain, Gus Solah menjadi Ketua Tim Ad Hoc Penyelidikan Kasus Kerusuhan Mei 1998 Komnas HAM," tuturnya.
Vokal menyuarakan agenda reformasi membuat Wanda Hamidah akhirnya bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN), parpol yang dibidani oleh tokoh reformasi Amien Rais.
Sejak akhir 1998, Wanda sudah aktif menjadi juru kampanye PAN. Partai berlambang matahari putih itu sendiri lahir setelah runtuhnya kekuasaan Soeharto, sekira Agustus 1998.
"Secara struktural saya tidak masuk dalam kepengurusan PAN, tetapi kadangkala diundang misalnya untuk dialog pemuda," kata Wanda seperti diberitakan Harian Kompas, 26 Mei 1999.
Baca juga: Wanda Hamidah Pindah ke Golkar, Nasdem: Ke Partai Mana Saja, Itu Hak Dia
Di bawah bendera PAN, Wanda masih lantang menyuarakan perubahan dari rezim Soeharto. Dia menyebut bahwa masyarakat kini merupakan korban Orde Baru.
"Kita mengimbau khalayak ramai untuk tidak memilih partai-partai status quo, karena pengaruhnya kepada berbagai aspek kehidupan masyarakat," ujarnya, masih mengutip Harian Kompas edisi 26 Mei 1999.
Wanda dipercaya sebagai Bendahara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN selama 2006-2010.
Tahun 2009, dia terpilih sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta dari PAN. Wanda duduk di Komisi E yang membawahi bidang kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan.
Kiprah politik Wanda bersama PAN terhenti setelah 16 tahun. Tepatnya September 2014, Wanda dipecat oleh PAN lantaran mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai capres dan cawapres Pemilu 2014.
Saat itu, PAN yang dipimpin oleh Hatta Rajasa, mendukung pencalonan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Wanda mengaku tak masalah didepak dari partai yang telah membesarkan namanya selama belasan tahun tersebut. Saat itu dia menilai, dukungan untuk Prabowo tak sejalan dengan semangat reformasi yang digelorakan PAN.
"Ketika reformasi berlangsung, otoritarianisme Orde Baru dilawan oleh partai saya. Terjadinya reformasi juga harus dibayar mahal karena harus dilalui dengan pertumpahan darah," kata Wanda di Jakarta, 16 September 2014.
"Saya tidak menyesal dengan pemberhentian saya dari PAN," tuturnya.
Baca juga: Ditanya Kemungkinan Gabung dengan Golkar, Susi Pudjiastuti: Maunya Pak Airlangga Itu
Bertolak dari PAN, Wanda merapat ke Partai Nasdem. Tahin 2017, dia dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) partai besutan Surya Paloh itu.
Pada Pemilu 2019, Wanda mencoba peruntungannya dengan mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta I. Namun, dia gagal.