Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Pastikan akan Tetap Bersama Jokowi meski Menterinya Diganti

Kompas.com - 17/10/2022, 18:06 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menegaskan, pihaknya bakal terus berada di dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Ia menegaskan, komitmen itu tak berubah meskipun nantinya kader Partai Nasdem tak lagi menjabat sebagai menteri dalam Kabinet Indonesia Maju.

“Nasdem ada di kabinet atau tidak di kabinet, tidak akan keluar dari koalisi,” sebut Ali pada Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Adapun saat ini ada tiga kader Partai Nasdem yang menjadi pembantu Jokowi yaitu Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny G Plate, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar.

Baca juga: Wasekjen Nasdem Sebut Rencana Koalisi Nasdem-Demokrat-PKS Sudah 90 Persen

Ia menilai wajar ada masukan dari sejumlah pihak pada Jokowi untuk me-reshuffle kabinet dan mengganti kader Partai Nasdem dengan figur lain.

Ali menyerahkan keputusan itu pada Jokowi karena memilih pembantu dalam kabinet merupakan hak prerogatif Presiden.

Pasalnya selama mendorong pemenangan Jokowi, lanjut dia, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tak pernah meminta jatah kursi di kabinet.

“Kalau kemudian hari ini kami ada di kabinet tentunya bonus yang diberikan. Ada kader partai yang dianggap cakap mampu menjadi pembantu Presiden,” paparnya.

“Kalau kemudian ternyata hari ini dianggap kader tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan Presiden, karena para kader Partai Nasdem itu prestasi kerjanya minim, itu subjektifitas Pak Presiden, (Jokowi) yang menilai,” ujar dia.

Baca juga: Nasdem Klaim Hubungan dengan PDI-P Tetap Baik meski Hasto Nyinyir

Terakhir Ali memandang keputusan Partai Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden tak melanggar kesepakatan koalisi.

Pun, keputusan itu tak mengganggu Jokowi yang kerap menyampaikan keputusan pencapresan sebagai ranah partai politik (parpol).

Ia lantas mempertanyakan komentar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto yang menyatakan “biru” lepas dari koalisi.

“Pak Jokowi bukan orang yang membenci, terus apa yang membuat beliau (Hasto) terganggu? Pak Hasto terganggu, dan menyerang Nasdem dengan segala macam pernyataan dan tudingan,” pungkasnya.

Baca juga: Waketum Nasdem: Di Medsos, Anies Hampir Tak Ada yang Baik, tapi...

Diketahui Hasto sempat menyampaikan secara tersirat bahwa Partai Nasdem lepas dari koalisi pemerintahan.

Hal itu disampaikan pasca Surya Paloh menunjuk Anies sebagai capres Partai Nasdem.

Desakan mencopot tiga menteri Kabinet Indonesia Maju dari Partai Nasdem juga disampaikan sejumlah relawan Jokowi.

Baca juga: Anies soal Langkah Pertamanya dengan Nasdem: Kalau Sudah Siap, Kami Umumkan

“Kami meminta kepada Bapak Presiden untuk segera memberhentikan para menteri yang berasal dari Partai Nasdem,” ucap perwakilan relawan Jokowi, Fredi Moses Ulemlem di kawasan Jakarta Pusat, Senin (10/10/2022).

Alasannya, pengusungan Anies dilakukan pada momentum berkabung pasca tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 132 penonton.

Kedua, Anies berstatus sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi gelaran Formula E yang tengah didalami oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com